TERATOLOGI
Teratologi adalah ilmu pengetahuan tentang atau sebab-sebab terjadinya
kelainan bentuk (malformasi) pada mudigah yang sedang berkembang. Terotologi
atau teratologia berasal dari kata Yunani. Teratos = monster =
bayi yang lahir cacat hebat dan logos = ilmu, biasanya pada bayi yang lahir abnormal
disebut baby monster. Kelainan bentuk
dapat berupa kelainan struktur, perilaku, faal dari metabolik yang
terdapat pada waktu lahir dan biasa di istilahkan dengan malformasi kongenital,
anomali kongenital atau cacat lahir.
Kelainan bentuk / malformasi yang sering ditemukan seperti sireno melus (anggota seperti ikan duyung, anggota belakang tidak ada, anggota depan pendek), phocomelia (anggota seperti anjing laut, tangan dan kaki seperti sirip untuk mendayung), polydactyly (berjari banyak), syndactyly (jari buntung, tidak berjari kaki dan tangan), ada ekor, dwarfisme (kerdil), crehorisme (cebol) dan gigantisme (raksasa).
Kelainan bentuk / malformasi yang sering ditemukan seperti sireno melus (anggota seperti ikan duyung, anggota belakang tidak ada, anggota depan pendek), phocomelia (anggota seperti anjing laut, tangan dan kaki seperti sirip untuk mendayung), polydactyly (berjari banyak), syndactyly (jari buntung, tidak berjari kaki dan tangan), ada ekor, dwarfisme (kerdil), crehorisme (cebol) dan gigantisme (raksasa).
Kejadian kelainan bentuk karena beberapa hal diantaranya :
Makin tinggi kadar teratogen semakin parah tingkat teratogenitasnya. Bahan
yang dapat menimbulkan teratogenesis secara eksperimental ialah cortison,
insulin, progesteron, thalidomide, azathiopurine, salicylate.
Beberapa jenis anomali, yaitu:
Mekanisme Kerja Teratogen
Kerentanan terhadap teratogen berbeda-beda menurut stadium perkembangan
saat paparan. Masa yang paling sensitif untuk menimbulkan cacat lahir pada
manusia adalah masa kehamilan minggu ketiga hingga kedelapan. Masing-masing
sistem organ mempunyai satu atau beberapa stadium kerentanan. Manifestasi
perkembangan abnormal tergantung pada dosis dan lamanya paparan terhadap suatu
teratogen. Teratogen bekerja dengan cara spesifik pada sel-sel dan jaringan
ringan yang sedang berkembang untuk memulai patogenesis yang abnormal.
Manifestasi perkembangan abnormal adalah kematian, malformasi, keterlambatan
perkembangan, dan gangguan fungsi (Anonimus, 2003).
Faktor-faktor
teratogen yang menyebabkan teratogenik adalah :
a. Faktor Genetik
a. Faktor Genetik
Banyak cacat
kongenital terutama pada manusia yang di turunkan, dan beberapa diantaranya
jelas mengikuti pola Hukum Mendel. Beberapa kelainan yan disebabkan oleh faktor
genetik yaitu :
1.
Mutasi
Mutasi
menimbulkan alel cacat yang mungkin dominan atau resefif. Pada manusia jenis
cacat yang disebabkan oleh mutasi gen tunggal diperkirakan mendekati 8% dari
seluruh malformasi. Contohnya cacat karena mutasi adalah polydactily,
hemophylia, musculor dystrophy, albino dll.
2. Aberasi
Aberasi adalah kelainan kromosom bisa merupakan kelainan jumlah atau
kelainan susunan. Aberasi merupakan penyebab utama malformasi kongenital
dan abortus spontan. Abortus spontan mempunyai kelainan kromosom berat. Contoh
catat karena sindrom, seperti Sindroma Down, Sindroma Turner, Sindroma
Klinefelter, Triploidi, Trisomi.
b. Faktor Lingkungan
Pada beberapa contoh bahan-bahan teratogenik sangat toksis hingga dapat
mengenai sistem organ mudigah yang sangat penting, sehingga mengakibatkan
kematian. Pada kasus lain pengaruh lingkungan dapat sedemikian ringannya
sehingga mudigah dapat bertahan hidup, tetapi beberapa sistem organnya
terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan atau gangguan
fungsi baik sebagian ataupun total.
Hingga awal 1940-an diduga bahwa cacat kongenital terutama disebabkan oleh faktor genetik. Setelah Gregg menemukan penyakit campak Jerman yang menyerang seorang ibu selama awal kehamilan menyebabkan kelainan pada mudigah, sehingga menjadi jelas bahwa kelainan kongenital juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan. Pengamatan oleh Lenz yang mengaitkan cacat pada tungkai dengan obat sedative, thalidomide pada turun 1961, memperjelas bahwa obat-batan dapat melintasi plasenta dan menimbulkan cacat lahir. Sejak saat itu banyak bahan-bahn diketahui sebagai terotogen. Tragedi Minamata Disease di Jepang (1972), disebabkan konsentrasi pencemaran senyawa merkuri di daerah Teluk Minamata sehingga terjadi akumulasi pada ikan dan binatang laut lainnya, kemudian melalui rantai makanan senyawa merkuri ini akan sampai dalam tubuh manusia, akhirnya mengakibatnya keracunan (Clarke, 75) Beberapa kelainan yang disebabkan oleh faktor lingkungan yaitu :
Hingga awal 1940-an diduga bahwa cacat kongenital terutama disebabkan oleh faktor genetik. Setelah Gregg menemukan penyakit campak Jerman yang menyerang seorang ibu selama awal kehamilan menyebabkan kelainan pada mudigah, sehingga menjadi jelas bahwa kelainan kongenital juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan. Pengamatan oleh Lenz yang mengaitkan cacat pada tungkai dengan obat sedative, thalidomide pada turun 1961, memperjelas bahwa obat-batan dapat melintasi plasenta dan menimbulkan cacat lahir. Sejak saat itu banyak bahan-bahn diketahui sebagai terotogen. Tragedi Minamata Disease di Jepang (1972), disebabkan konsentrasi pencemaran senyawa merkuri di daerah Teluk Minamata sehingga terjadi akumulasi pada ikan dan binatang laut lainnya, kemudian melalui rantai makanan senyawa merkuri ini akan sampai dalam tubuh manusia, akhirnya mengakibatnya keracunan (Clarke, 75) Beberapa kelainan yang disebabkan oleh faktor lingkungan yaitu :
a.Agen-Agen Infektif
1. Rubella
(Campak Jerman)
Virus rubella
mengakibatkan malformasi pada mata (katarak dan microflalmia), telinga bagian
dalam (tuli kongenital karena kerusakan alat konti), jangkung (duktus
arteriosus persisten) cacat otak, keterbelakangan mental, keterlambatan
pertumbuhan pada rahim, kerusakan miokardium dan cacat-cacat vascular. Jenis
cacat ditentukan oleh tingkat perkembangan mudigah pada saat terjadinya
infeksi.
2.Sitomegalo
virus
Menyebabkan
malformasi dan infeksi janin kronis yang berlangsung sampai lahir dengan gejala
utama infeksi virus ini adalah mikrocephalus, perkapuran otak, kebutaan
karioretinitis dan hepatosplenomegali.
3.Virus Herpes
Simpleks
Infeksi ini ditularkan
pada saat kelahiran, dengan gejala utama microsefali, microftalmus, displasia
retina, hepatomegali, splenomegali dan keterbelakangan jiwa. Ciri-ciri penyakit
virus ini adalah reaksi-reaksi keradangan.
4.Varisela
(Cacar Air)
Kira-kira
ada 20% kesempatan kelainan korgenital yang terjadi kalau ibu-ibu terinfeksi
varisela pada trimester pertama kehamilan dengan gejala; hipoplasia tungkai,
keterbelakangan jiwa dan atrofi otot.
5.Toxoplasmosis
Infeksi
parasit protozoa toxoplasma
gondii pada ibu yang didapatkan pada
daging yang kurang matang. Binatang pemeliharaan (kucing) dan tanah yang
tercemar oleh tinja, menimbulkan cacat kongenital, dengan gejala adalah
hidrosefalus, keterbelakangan jiwa, khorioretinitis, mikroftalmos dan cacat
mata lainnya. Penyakit ini biasanya tidak dikenali pada wanita-wanita hamil.
6. HIV
Adanya sistem
kekebalan yang berkurang atau bahkan tidak ada akibat dari Virus ini adalah
mikrocephali, keterbelakangan pertumbuhan.
7. Sifilis
Merupakan
penyakit kelamin yang harus diwaspadai dan pada janin menyebabkan kelainan jiwa
serta tuli.
b. Agen-agen fisik
Efek teratogen
dari pengaruh radiasi yang berasal sinar X adalah mikrocephali spina bifida,
cacat ekstremitas, palatoskisis (cacat celah palatum) dan kebutaan. Pada janin
manusia belum diketahui dosis aman maksimum, namun pada embrio mencit dapat
terjadi kerusakan dengan dosis 5 rad.
c. Agen-agen kimiawi
1.
Merkuri organik dan timah hitam
Pengaruh bahan
kimia yang secara tidak langsung dihirup melaui pernafasan tanpa disadari akan
memicu timbulnya teratogenik. Merkuri (Methylmercury), racunnya secara
akut dapat menyebabkan pharyngitis, gastroentritis, vomiting, nephritis,
hepatitus dan kolaps, sedangkan secara kronis dapat menyebabkan kerusakan
hepar, neural dan teratogenesis.
2. Bahan makanan dan minuman
2. Bahan makanan dan minuman
Mengkonsumsi
minuman yang berakohol dengan kadar tinggi akan berpengaruh pada janin yang
dikandungnya. Alkohol akan menyebabkan sindrom alkohol janin, fisura palpebrae
pendek, hiploplasia rahang atas, cacat jantung, keterbelakangan jiwa. Pada
perokok berat bagi wanita hamil, nikotin yang terkandung dalam rokok
menyebabkan kelainan berupa keterlambatan pertumbuhan, mikrocephali, kelainan
perilaku dan gastroskisis.
d. Hormon
1.
Agen-agen androgenik
Progestin
sintetik sering digunakan selama proses kehamilan untuk mencegah abortus.
Progestin etisteron dan non etisteron mempunyai kegiatan androgenik yang besar
dan banyak menyebabkan kasus maskulinisasi alat kelamin pada mudigah wanita.
Kelainan yang ditimbulkan yaitu pembesaran klitoris yang berhubungan dengan
penyatuan lipatan labioskrotal.
2. Dietilstilbestrol
2. Dietilstilbestrol
Estrogen
sintetik yang sering digunakan untuk mencegah abortus. Obat ini digunakan untuk
kontraindikasi, ketika ditemukan banyak wanita muda yang terkena karsinoma
vagina dan serviks akibat adanya obat ini dalam uterusnya,Kelainan kongenital
yang timbul pada embrio wanita yaitu pada tuba uteri, uterus dan vagina bagian
atas. Pada mudigah pria dari induk yang terpapar obat ini adalah kelainan
pada testis dan analisis sperma abnormal.
e. Defisiensi Nutrisi
e. Defisiensi Nutrisi
Terutama akibat
kekurangan vitamin A (isotretionin) dapat menyebabakan hiplopasia mandibula,
celah langit-langit, cacat jantung. Defisiensi asam valproat akan menyebabkan
kelainan jantung dan cacat tubaneuralis.
0 komentar:
Posting Komentar