NIM :
1208051202
PRODI / KELAS : BIOLOGI / A8
MATA KULIAH : EMBRIOLOGI TUMBUHAN
DOSEN
: KLARA
NIUNTRI
POLINASI (
PENYERBUKAN )
Penyerbukan
atau Polinasi adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) ke kepala putik
(stigma) sehingga akan terjadi proses pembuahan. Penyerbukan atau polinasi
adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi
(Ashari,1998). Sedangkan menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan
pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik
(pistillum), atau peristiwa jatuhnya
serbuk sari (pollen) di atas kepala
putik (stigma).
Dari bentuk bantuan atau cara terjadinya penyerbukan
dapat dikategorikan sebagai berikut:
Berdasarkan asal serbuk sari yang
jatuh ke kepala putik. penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut.
- Penyerbukan sendiri (autogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga itu sendiri. Jika terjadinya penyerbukan pada saat bunga masih kuncup, disebut kleistogami.
- Penyerbukan tetangga (geitonogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga lain dalam satu tanaman.
- Penyerbukan silang (allogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga tanaman lain yang termasuk satu jenis (spesies).
- Penyerbukan bastar, terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga tanaman lain yang sejenis, tetapi berbeda varietas, misalnya bunga mangga manalagi diserbuki bunga mangga golek.
Beberapa
tipe penyerbukan, diantaranya:
Proses
penyerbukan biasanya membutuhkan bantuan agen atau vector untuk menjamin terjadinya transfer
(perpindahan) tepung sari menuju ke kepala putik. Dari jenisnya, agen tersebut dapat dibedakan
menjadi:
a. Agen
biotic
Penyerbukan
denga bantuan agen biotic biasanya terjadi di daerah tropis. Contoh agen biotik : serangga, kelalawar, dan burung
b. Agen
abiotic
Penyerbukan dengan tanaman dengan
bantuan agen abotik terjadi di daerah temperature. Contoh agen abiotik : angin,
air.
Proses
penyerbukan bunga (polinasi) yang diawali dengan jatuhnya polen/butiran serbuk
sari yang kaya akan hormon auksin ke bagian kepala putik akibat adanya pengaruh
dari luar misalnya karena adanya gerakkan angin atau gerakkan kaki serangga
atau kaki burung. Secara langsung pengaruh luar ini. Misalnya kaki serangga
akan bergerak menyentuh bagian kepala sari kemudian membuat serbuk sari (polen)
tersebut jatuh ke kepala putik yang lengket karena adanya serbuk sari/polen
yang terletak di ujung putik tadi (meskipun tidak selalu harus berada dalam
tumbuhan atau bunga yang sama), sehingga memungkinkan polen yang sudah matang
akan tumbuh ke bagian bawah karpel dan menuangkan sel-sel sperma ke dalam
kantung embrio, sehingga menyebabkan terjadinya pembuahan sel. Dalam prosesnya,
sel yang generatif ini akan membelah diri secara mitosis dan membentuk dua sel
sperma, yaitu gamet jantan. Butiran serbuk sari dengan sebuah tabung yang
mengandung dua sel sperma adalah gametofit jantan dewasa.
Dengan diatur
oleh atraktan kimia tertentu, yaitu kalsium, kemudian ujung tabung serbuk sari
itu memasuki ovarium, seterusnya hingga menerobos mikropil/celah integumen dan
kemudian membebaskan kedua sel spermanya tersebut di dalam kantung emberio.
Satu sel sperma akan membuahi sel telur untuk membentuk zigot. Sedangkan sperma
yang lainnya akan menyatu dengan dua nukleus polar pada sel pusat yang besar
pada kantung embrio dan membentuk sel triploid (3n) yang akan berkembang
menjadi suatu jaringan nutritif (penyimpanan makanan) yang disebut endosperma.
Pada fertilisasi ganda, menjamin endosperma hanya akan berkembang pada bakal
biji, dimana sel telur telah dibuahi. Bakal biji tersebut akan berkembang
menjadi biji, sedangkan ovarium akan berkembang menjadi buah yang akan
membungkus biji tersebut (tergantung pada spesies tumbuhannya).
Faktor-
faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan kegagalan penyerbukan, diantaranya :
0 komentar:
Posting Komentar