GAMETOGENESIS
Gametogenesis
adalah proses pembentukan sel gamet, baik gamet jantan maupun betina.
Pembelahan sel pada gametogenesis terjadi secara meiosis. Setelah meiosis,
terjadi pematangan sel untuk menjadi sel gamet sesuai spesies makhluk hidup.
Pada hewan
gametogenesis terjadi pada organ reproduksi makhluk hidup multiseluler. Pada
hewan jantan terjadi organ testis yang disebut spermatogenesis. Pada hewan
betina terjadi di organ ovarium yang disebut oogenesis.
Gametogenesis
adalah proses pembentukan, pembelahan, dan pematangan sel- sel gamet sampai
menjadi sel gamet yang siap berperan dalam proses reproduksi. Pada pria
spermatogenesis dan pada wanita oogenesis. Sifat kelamin pria dan wanita
ditentukan secara genetik oleh kombinasi kromosom. Pada pria : 46XY (sering
disebut juga 44+XY) dan pada wanita : 46XX (sering disebut juga 44+XX). Sel-sel
gamet
Sel-sel yang berperan pada peristiwa reproduksi menjadi bakal keturunan selanjutnya. Disebut juga sel benih. Pada pria disebut sel sperma dan pada wanita disebut sel telur / ovum. Tujuan pembelahan sel-sel adalah proses regenerasi (mitosis) dan
proses pengurangan kromosom (meiosis).
Sel-sel yang berperan pada peristiwa reproduksi menjadi bakal keturunan selanjutnya. Disebut juga sel benih. Pada pria disebut sel sperma dan pada wanita disebut sel telur / ovum. Tujuan pembelahan sel-sel adalah proses regenerasi (mitosis) dan
proses pengurangan kromosom (meiosis).
Mitosis
· Kromosom
melakukan replikasi DNA (2n-4n)
· Stadium : profase
- prometafase - metafase - anafase - telofase, pembelahan sentromer
· Jumlah akhir
kromosom pada pembelahan mitosis : kromosom sel anak = kromosom sel induk = 2n
= 46
(Gambar pembelahan
mitosis)
Miosis
Pembelahan miosis pertama :
Pembelahan miosis pertama :
·
Replikasi DNA kromosom (2n-4n).
·
Membentuk pasangan homolog.
·
Kemudian mengadakan cross-over kromatid.
·
Pemisahan membentuk kiasma
·
Terjadi pertukaran gen interkromosom homolog
· Jumlah akhir
kromosom pada pembelahan miosis pertama : kromosom sel anak = kromosom sel
induk = 2n = 23 ganda.
Pembelahan
miosis kedua :
·
Nonreplikasi.
·
Pembelahan pada sentromer.
· Jumlah akhir
kromosom pada pembelahan miosis kedua : kromosom sel anak = ½ kromosom sel
induk = n = 23 tunggal
(Gambar
pembelahan miosis)
Sel-sel
benih primordial
Sel
benih pria maupun wanita merupakan turunan langsung sel-sel benih primordial
(primordial germ cells) yang terbentuk pada masa embrional. Sel benih
primordial mulai tampak di dinding yolk sac pada akhir minggu ke-3 pertumbuhan
embrio. Dalam perkembangannya sel benih primordial berpindah / migrasi ke arah
jaringan gonad, sampai kira-kira minggu ke-5.
Spermatogenesis
(Pada Pria)
Pada
pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrionalnya, di dalam
jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah
lahir dan menjelang pubertas. Diferensiasi lanjutan dari sel benih primordial
dan penunjangnya baru mulai pada masa pubertas. Pada masa pubertas, sel
penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler Sertoli untuk nutrisi gamet.
Sel
benih primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi spermatosit
primer. Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk memperbanyak
diri terus menerus. Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut menjalani proses
miosis pertama menjadi spermatosit sekunder. Setelah itu spermatosit sekunder
menjalani proses miosis kedua menjadi spermatid. Perkembangan selanjutnya dari
spermatid menjadi sel sperma dewasa disebut sebagai spermiogenesis .
Sel
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah
proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini
memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah
berikut ini:
Gambar
: Perbandingan antara gametogenesis pada pria dan wanita
Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses
penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel
kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia
menggunakan proses pembelahan meiosis. Seperti yang sudah kita ketahui bersama
bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan
sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan
pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23
kromosom. Gametogenesis dibedakan menjadi 2, yaitu Spermatogenesis dan
Oogenesis.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel
spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad)
jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah
proses kompleks. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak
di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
Pada proses spermatogenesis
terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :
Proses pembentukan spermatozoa
dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a) Kelenjer hipofisis menghasilkan
hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
b) LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c) FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d) Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Spermatogenesis
adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di
tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke
sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang
berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus
seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan
yatim, 1990).
Spermatogenesis
terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus. Dinding tubulus
seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan
epithelium terdapat sel – sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi
member nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat
pula sel leydig yang mengsekresikan hormone testosterone yang berperan pada
proses spermatogenesis.
Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan
sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium
germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis.
Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis
(lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel
benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia
terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari
spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Gametogenesis pada Hewan Jantan (Spermatogenesis)
Pada hewan jantan, proses meiosis dan pembentukan sel
kelamin jantan dinamakan spermatogenesis. Sel diploid yang
akan menjadi sel induk sperma (spermatogonium) menjadi besar
sebelum membelah secara meiosis. Sel demikian disebut spermatosit
primer. Sel ini kemudian membelah pada tahap meiosis I menjadi dua spermatosit
sekunder. Selanjutnya, kedua sel tersebut membelah pada meiosis II
menghasilkan empat sel spermatid. Sel spermatid kemudian
berkembang menjadi sperma (gamet jantan yang siap membuahi).
TAHAP – TAHAP SPERMATOGENESIS
Pada testis,
spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.berikut adalah skema tahapan
spermatogenesis :
· Pada dinding tubulus seminiferus telah ada
calon sperma(spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
· Setiap
spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya
membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
· Spermatosit
primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2
spermatosit sekunder (n)
spermatosit sekunder (n)
· Tiap
spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2
spermatid yang bersifat haploid. (n)
· Keempat
spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua
fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
· Sperma yang
matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula seminalis -
urethra dan berakhir dengan ejakulasi.
Struktur sperma matang terdiri dari :
Struktur sperma matang terdiri dari :
· kepala
Pada bagian ini
sperma mengandung suau lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti berbentuk
lonjong dan dan hampi mengisi seluruh bagian dari kepala sperma. Bagian depan
disebut acrosom( memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan
hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian belakang dinamakan
sentriol. Serta bagian ini juga mempuyai inti sel yang mempuyai arati pentin
dalam masalah reproduksi
· Leher
Daerah ini
merupakan bagian yang genting dan mengndung sentriol depan dan bagian depan
filament poros.
· Badan
Bagian badan
dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol belakang
berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat
sperma karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat
dan transport electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi
dalam bentuk ATP.
· Ekor
Ekor sperma
memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung banyak
sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma.terdapat
2 sentriol terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia
tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan
fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan gerakan ekor sperma.
Berikut adalah
penjelasan mengenai jalur sperma yang telah matang : Dari testis kiri dan
kanan, sperma bergerak ke dalam epididimis (suatu saluran berbentuk gulungan
yang terletak di puncak testis menuju ke testis belakang bagian bawah) dan
disimpan di dalam epididimis sampai saat terjadinya ejakulasi .Jadi epididimis
ini agar sperma menjadi matang / mature sehingga siap bergerak ke vas deferens
.Dari epididimis, sperma bergerak ke vas deferens dan duktus ejakulatorius. Di
dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis ,
kelenjar prostata dan bulbo uretra ditambahkan pada sperma sehinngga sperma
dinamai dengan semen ( benih), yang kemudian mengalir menuju ke uretra dan
dikeluarkan ketika ejakulasi.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPERMATOGENESIS
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPERMATOGENESIS
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi
kemandulan:
Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat
panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya
pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam
semen.Pembentukan sperma yang paling efsisien adalah pada suhu 33,5° (lebih
rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut
karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga
tubuh.
Faktor lain
yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-obatan
(misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
HORMON YANG
BERPERAN DALM PROSES PEMBENTUKAN SPERMATOZOA
Proses
pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu:
· LH
(Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing
Hormone) merupakan hormon yang merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron. Pada masa pubertas, androgen / testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder.
· FSH (Folicle
Stimulating Hormone)
FSH (Folicle
Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan
ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai
proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa
disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan
waktu selama 2 hari.
· Hormon
Testosteron
Hormon
testosteron (androgen) merupakan hormon yang dihasilkan oleh testis Hormon ini
berfungsi merangsang perkembangan organ Seks primer pada saat embrio dan
mendorong spermatogenesis. Selain itu, mempengaruhi perkembangan alat
reproduksi danciri kelamin sekunder, seperti tumbuh bulu dan kumis, dan dada
menjadi bidang.
KECACATAN PADA SPERMATOGENESIS
KECACATAN PADA SPERMATOGENESIS
•
Nondisjunction
Misalnya pada
SyndromTurner. Penyebab kelainan sindrom turner iniadalah tidak mendapatkan
kromosom Y; terjadi karenaada nondisjunction pada spermatogenesis sehingga
sperma yang dihasilkan adalah sperma XY dan sperma O. Sperma O (tidak mempunyai
kromosom kelamin) kemudian membuahi ovum X, maka terbentuklah individu 44 A +
X.‡
• Sperma
berkepala dua
Ancaman
lingkungan dapat mengubah proses pembentukan sperma normal. Sebagai contoh,
beberapa antibiotik umum seperti penisilin dan tetrasiklin dapat menekan
pembentukan sperma. Radiasi, timbal, pestisida tertentu, ganja, tembakau, dan
alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan produksi sperma yang abnormal (dua berkepala,
dll beberapa ekor).
• Sperma tanpa
akrosom
• Oligospermia
Oligospermia
adalah suatu keadaan dimana sel sperma berkurang dalam cairan semen . Paling
sering oligospermia disebabkan oleh karena varicocele , diet yang terlalu ketat
, merokok , minum alkohol , menggunakan obat-obat psikotropika , menggunakan
pakaian dalam yang terlalu ketat , stress , terlalu sering melakukan hubungan
seksual sehingga kuaalitas sperma kurang baik (normalnya seminggu 1-2 kali
terutama pada saat wanita sedang masa subur ) , hindari menggunakan pelumas
pada saat berhubungan karena dapat mempengaruhi kondisi sperma .‡
• Azoospermia
Azoospermia
adalah tidak adanya spermatozoa pada cairan ejakulasi (semen). 1-5 Azoospermia
ditemukan dalam 10% dari kasus infertilitas pria.1,3,4 Azoospermia terjadi
karena adanya obstruksi saluran reproduksi / vas deferens (azoospermia
obstruksi) atau adanya kegagalan testis memproduksi spermatozoa (azoospermianon-obstruksi).
Gametogenesis pada hewan betina disebut
oogenesis. Umumnya tahap-tahap oogenesis serupa dengan
spermatogenesis. Sel induk telur (oogonium) menjad besar
sebelum membelah secara meiosis. Sel yang menjadi besar ini disebut oosit
primer. Akan tetapi, dibandingkan spermatogenesis, ada dua perbedaan
utama pada oogenesis. Pertama, sel oosit primer jauh lebih besar
karena mengandung komponen sitoplasmik lebih banyak. Kedua, dua oosit
sekunder (hasil pembelahan meiosis I) berbeda ukuran dan fungsi. Salah
satu sel oosit sekunder memiliki ukuran lebih besar.
Sel oosit sekunder yang berukuran lebih besar ini akan
melakukan meiosis II yang hanya akan menghasilkan satu uvum (sel telur) yang
sehat dan fungsional dan satu badan kutub yang akan mengalami degenerasi.
Sedangkan sel oosit sekunder yang berukuran lebih kecil (badan kutub pertama)
juga mengalami degenerasi (mati). Dengan demikian, dari total empat sel haploid
hanya satu sel haploid saja yang fungsional menjadi sel ovum, sedangkan tiga
sel lainnya mengalami degenerasi.
Oogenesis (Pada
Wanita)
Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primordial segera
berdiferensiasi menjadi oogonium. Oogonium kemudian mengalami beberapa kali
mitosis, dan pada akhir perkembangan embrional bulan ketiga setiap oogonium
dikelilingi oleh selapis sel epitel yang berasal dari permukaan jaringan gonad,
yang nantinya menjadi sel folikuler. Sebagian besar oogonium terus mengalami
mitosis, sebagian lain berdiferensiasi dan tumbuh membesar menjadi oosit
primer.
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak
seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu
yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali
waktu. Mari kita simak prosesnya lebih lanjut:
1. Oogonium
yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium
berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan
meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak
yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat
mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak
sitoplasma dari oosit primer.
4. Sel anak
yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit
sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua .
begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua
yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi,
menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
6. Selama
pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23
kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan
ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai
perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7. Kedua sel
haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid
(2n).
Oogenesis adalah proses pembentukan sel
telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal
sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur
pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah
selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia
membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah
secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut
berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan
sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa
pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan
pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel
yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut
badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit
sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II. Pada
saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel
berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub
sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga
diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut
menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan
satu ovum.
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi
terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium.
Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan
LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga
terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus
luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa
pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.FSH merangsang
ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan
folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif
dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium. Tingginya kadar FSH dan LH
akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan
kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase
folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase
luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
0 komentar:
Posting Komentar