BAB
11
PEMBAHASAN
v PLATYHELMINTHES
A.Pengertian
Plathelminthes
Platyhelminthes berasaldari bahasa yunani, Platy =
Pipih dan Helminthes = cacing. Oleh sebab itulah Filum
platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes adalah filum
ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata. Platyhelminthes
adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini bisa hidup bebas
dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup dengan
cara parasit.
Gambar platyhelminthes
1. Ciri Tubuh
• Tubuh simetri bilateral
• Belum memiliki system peredaran darah
• Belum memiliki anus
• Belum memiliki rongga badan dan termasuk kelompok Triploblastik Aselomata
• Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dan saraf-saraf tepi berupa Saraf Tangga Tali.
• Belum memiliki system peredaran darah
• Belum memiliki anus
• Belum memiliki rongga badan dan termasuk kelompok Triploblastik Aselomata
• Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dan saraf-saraf tepi berupa Saraf Tangga Tali.
Beberapa
ada yang mempunyai alat keseimbangan Statotista.
Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.
Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.
B. Struktur
dan Fungsi Tubuh
Platyhelminthes merupakan cacing
yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang
terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. Namun, mesoderma cacing ini
tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak
membentuk sel khusus.
C. Sistem
Pencernaan
Sistem pencernaan cacing pipih
disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah
tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring,
dan dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus
yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna
makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.
Selain itu, cacing pipih juga
melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus.
Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan melalui
sistem gastrovaskuler. Sementara itu, gas O2 dan CO2dikeluarkan
dari tubuhnya melalui proses difusi.
D. Sistem
Syaraf
Ada beberapa macam sistem syaraf
pada cacing pipih:
Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang
paling sederhana. Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut
sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang. Dari
kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian
kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang.
Pada cacing pipih yang lebih tinggi
tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang
dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak),
sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi
(perantara).
E. Indera
Beberapa jenis cacing pipih memiliki
sistem penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang mengandung pigmen peka
terhadap cahaya. Bintik mata tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat
di bagian anterior (kepala). Seluruh cacing pipih memiliki indra meraba dan sel
kemoresptor di seluruh tubuhnya. Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan
berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor
(organ untuk mengetahui arah aliran sungai). Umumnya, cacing pipih memiliki sistem
osmoregulasi yang disebut protonefridia. Sistem ini terdiri dari saluran
berpembeluh yang berakhir di sel api. Lubang pengeluaran cairan yang
dimilikinya disebut protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih.
Sedangkan, sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui dinding
sel.
F.
Reproduksi
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan
secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.
Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat
dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak
dilakukan oleh semua Platyhelminthes. Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat
melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian
regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
G. Cara
Hidup dan Habitat
Platyhelminthes ada yang hidup bebas
maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan
tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme. Platyhelminthes
parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya. Habitat Platyhelminthes
yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.
Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada
siput air, sapi, babi, atau manusia.
H. Klasifikasi Platyhelminthes
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas,
yaitu Turbellaria (cacing bulu getar), Trematoda (cacing hisap),
Monogenea, dan Cestoda (cacing pita).
- Kelas Turbellaria
Turbellaria merupakan cacing pipih yang
menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria.
Turbellaria memiliki ukuran tubuh bersilia dengan ukuran 15
– 18 mm.Silia digunakan untuk bergerak.Pergerakan juga dapat menggunakan otot
dengan gerakan seperti gelombang.Pada kalas ini akan dibahas mengenai ciri
salah satu contoh Turbellaria, yaitu Dugesia.
platyhelm_turbellaria_dugesia
v cirri-ciri platyhelm_turbellaria_dugesia
Bagian anterior tubuh Dugesia
berbentuk segitiga dan memiliki sistem indera berupa sepasang bintik mata serta
celah yang disebut aurikel.Bintik mata untuk membedakan keadaan gelap dan
terang, sedangkan aurikel berfungsi sebagai indera pembau saat Dugesiamencarimakanannya.
Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan.Pada bagian tengah tubuhnya terdapat mulut.Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus.
Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya.Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di dalamnya.Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api.Dugesia merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan hanya oleh satu individu.Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu Dugesia.Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva.Sedangkan reproduksi aseksual adalah dengan membelah dirinya dan setiap belahan tubuh akan menjadi individu baru yang dikarenakan oleh daya regenerasinya yang sangat tinggi
Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan.Pada bagian tengah tubuhnya terdapat mulut.Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus.
Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya.Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di dalamnya.Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api.Dugesia merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan hanya oleh satu individu.Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu Dugesia.Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva.Sedangkan reproduksi aseksual adalah dengan membelah dirinya dan setiap belahan tubuh akan menjadi individu baru yang dikarenakan oleh daya regenerasinya yang sangat tinggi
- Kelas Trematoda
memiliki alat hisap yang dilengkapi
dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup
sebagai parasit pada manusia dan hewan. Beberapa contoh Trematoda adalah
Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma Jenis-jenis kelas ini adalah :
a.Fasciola hepatica (cacing hati ternak),bersifat hermafrodit.
Siklus hidupnya adalah : Telur menjadi Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea menjadi Sporokista kemudian berkembang menjadi Larva (II) yaitu redia kemudian Larva (III) yaitu serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong berupa kista yang menempel pada tumbuhan air (terutama selada air atau Nasturqium officinale).
a.Fasciola hepatica (cacing hati ternak),bersifat hermafrodit.
Siklus hidupnya adalah : Telur menjadi Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea menjadi Sporokista kemudian berkembang menjadi Larva (II) yaitu redia kemudian Larva (III) yaitu serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong berupa kista yang menempel pada tumbuhan air (terutama selada air atau Nasturqium officinale).
Gambar fasciola hepatica
v Ciri-ciri fasciola hepatica
a.
Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks Karena
melibatkan sedikitnya dua jenis inang. Dua jenis inang yaitu inang utama berupa
ternak atau ikan dan manusia dan inang yang perantarasiput air lymnea
truncatula.
b.
Clonorchis sinensis / Opistorchis
sinensis (cacing hati manusia)
Siklus hidupnya adalah: Telur menjadi Larva Mirasidium menjadi Sporokista menjadi Larva (II) yaitu redia menjadi Larva (III) yaitu serkaria menjadi Larva(IV) yaitu metaserkaria, masuk ke dalam tubuh ikan.
Contohnya adalah Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni. hidup dipembuluh darah dan merupakan parasit darah.
Siklus hidupnya adalah: Telur menjadi Larva Mirasidium menjadi Sporokista menjadi Larva (II) yaitu redia menjadi Larva (III) yaitu serkaria menjadi Larva(IV) yaitu metaserkaria, masuk ke dalam tubuh ikan.
Contohnya adalah Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni. hidup dipembuluh darah dan merupakan parasit darah.
c.
Paragonimus westermani (cacing paru)
Cacing yang menjadi parasit dalam paru-paru manusia. Sebagai hospes perantara ialah ketam (Eriocheirsinensis) dan tumbuhan air. Menyebabkan Paragonimiasis
Cacing yang menjadi parasit dalam paru-paru manusia. Sebagai hospes perantara ialah ketam (Eriocheirsinensis) dan tumbuhan air. Menyebabkan Paragonimiasis
d.
Fasciolopsii buski
Cacing yang menjadi parasit dalam tubuh manusia. Hidup di dalam usus halus. Hospes perantaranya adalah tumbuhan air. Menyebabkan Fasciolopsiasis.
Cacing yang menjadi parasit dalam tubuh manusia. Hidup di dalam usus halus. Hospes perantaranya adalah tumbuhan air. Menyebabkan Fasciolopsiasis.
- Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer
taenia_pisiformis
Cestoda juga disebut sebagai cacing
pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita.Tubuh Cestoda dilapisi
kutikula dan terdiri dari bagian anterior yang disebut skoleks, leher
(strobilus), dan rangkaian proglotid.Pada skoleks terdapat alat
pengisap.Skoleks pada jenis Cestoda tertentu selain memiliki alat pengisap,
juga memiliki kait (rostelum) yang berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.Dibelakang
skoleks pada bagian leher terbentu proglotid.
Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh $inang utama bersama dengan tinja.
Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh $inang utama bersama dengan tinja.
Cestoda bersifat parasit karena
menyerap sari makan dari usus halus inangnya.Sari makanan diserap langsung oleh
seluruh permukaan tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan
pencernaan (usus).Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan
yang dimasak tidak sempurna.Inang pernatara Cestoda adalah sapi pada Taenia
saginata dan babi pada taenia solium.
Gambar taenia fisiformis
J. Siklus Hidup Platyhelminthes
v
Fasciola hepatica
Telur
(bersama feces) -> larva bersilia (mirasidium) -> siput air (lymnea
auricularis atau lymnea javanica) -> sporokista -> redia -> serkaria
-> keluar dari tubuh siput -> menempel pada rumput / tanaman air ->
membentuk kista (metaserkaria) -> dimakan domba(hepatica)/sapi(gigantica)
-> usus -> hati -> sampai dewasa
v
Chlornosis sinensis
Telur (bersama feces) ->
mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia ->
menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> ikan air tawar
(menempel di ototnya) -> membentuk kista (metaserkaria) -> ikan dimakan
-> saluran pencernaan -> hati -> sampai dewasa
v
Schistosoma javanicum Telur (bersama feces) ->
mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia ->
menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> menembus kulit
manusia -> pembuluh darah vena
Taenia
saginata / Taenia SoliumProglotid (bersama feces) -> mencemari makanan babi ->
babi -> usus babi (telur menetas jadi hexacan) -> aliran darah ->
otot/daging (sistiserkus) -> manusia -> usus manusia (sistiserkus pecah
-> skolex menempel di dinding usus) -> sampai dewasa di manusia ->
keluar bersama feces
K. Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes
Beberapa spesies Platyhelminthes
dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan. Salah satu diantaranya
adalah genus Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang ditularkan
melalui siput air tawar pada manusia. Apabila cacing tersebut berkembang di
tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung
kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia. Kerusakan tersebut disebabkan
perkembangbiakan cacing Schistosoma di dalam tubuh hingga menyebabkan
reaksi imunitas. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia.. Contoh lainnya
adalah Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya. Spesies ini dapat
menghisap darah manusia. Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan,
misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang jenis Trogocaris
dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut.
v NEMATHELMINTHES
1. Ciri Tubuh
Nemathelminthes memiliki tubuh
berbentuk bulat panjang seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
Cacing ini memiliki rongga tubuh semu, sehingga disebut sebagai hewan pseudoselomata.
Nemathelminthes umumnya memiliki
ukuran tubuh yang mikroskopis, namun ada pula yang mencapai
panjang 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu
jantan. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri dari enzim
pencernaan yang berasal dari inangnya. Kutikula ini akan semakin menguat
apabila cacing ini hidup parasit
pada usus inang dari pada
hidup bebas.
Cacing Nematoda disebut juga cacing gilig. Tubuh dari cacing ini gilig,
tidak bersegmen, kulitnya halus, licin, dan dilapisi oleh kutikula. Apabila
dipotong tubuhnya, akan terlihat tubuhnya bersifat bilateral simetris dan
termasuk golongan hewan yang triplobastik pseudoselomata. Memiliki sistem
pencernaan sempurna dan cairan tubuh pada coelom yang berfungsi sebagai sistem
peredaran darah. Phylum Nematoda ini ditemukan di habitat air, tanah lembap,
jaringan tumbuhan serta pada cairan dan jaringan hewan lainnya. Menurut
Campbell (1998: 602), sekitar 80.000 spesies Nematoda telah diketahui. Nematoda
yang ada, jumlahnya 10 kali lipat dari nematoda yang telah diketahui. Ukuran
nematoda berkisar dari yang berukuran kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m.
Nematoda ada yang hidup bebas dan juga parasit pada hewan lainnya. Nematoda umumnya bereproduksi secara seksual. Kelamin jantan
dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Ukuran tubuh betina biasanya
lebih besar dari jantan. Fertilisasi terjadi secara internal dan betina mampu
menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir atau lebih setiap harinya. Cacing
jantan umumnya lebih kecil daripada cacing betina. Terlihat juga mulut dan anus
di dalamnya juga terdapat usus, jadi sistem pencernaannya sudah lengkap.
Tahukah Anda cacing ini tidak memiliki sistem pembuluh darah dan sistem
pernapasan? Bagaimana dia melakukan pernapasan?
Contoh spesies filum ini, antara
lain cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma
duodenale), cacing kremi (Oxyuris vermicularis), dan cacing filaria (Wuchereria
bancrofti). Cacing gelang atau yang disebut juga cacing perut, merupakan parasit
pada usus halus manusia. Cacing dengan panjang 15 cm –35 cm ini memiliki warna
tubuh putih kekuning-kuningan, mulut di bagian anterior, dan dilengkapi 3 buah
bibir. Cacing betina mampu menghasilkan sekitar 200 ribu telur dalam satu kali
pengeluaran. Telur terbawa bersama feses dan dapat masuk tubuh melalui makanan
atau telapak kaki. Dalam usus halus, telur menetas dan menjadi larva kecil.
Setelah menembus dinding usus, larva terbawa aliran darah sampai jantung dan
paru-paru. Dalam paru-paru, larva dapat mencapai trakea sehingga tertelan
kembali ke usus halus dan tumbuh dewasa. Cacing gelang ini merupakan penyebab
penyakit ascariasis. Cacing tambang hidup di usus manusia dan dapat mengisap
darah dan cairan tubuh manusia. Cacing filaria (Wuchereria bancrofti) hidup di
pembuluh darah dan dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh getah bening yang
mengakibatkan penyakit kaki gajah (elephantiasis) (Gambar 6.13). Cacing ini
disebarkan oleh tusukan nyamuk Culex.
2) Perkembangbiakan
Nemathelminthes
Pernahkah Anda melihat cacing tanah?
Cacing tanah ada yang besar dan ada pula yang kecil? Bila cacing tanah itu
besar, berarti cacing ini adalah betina, sebaliknya bila cacing tanah itu
kecil, berarti merupakan cacing jantan. Jika Anda amati, cacing jantan ini
mempunyai bagian ekor (posterior) di dekat lubang anus yang terdapat
tonjolan disebut penial setae. Alat ini berguna untuk alat kopulasi,
sedangkan cacing betina tidak memilikinya. Dengan demikian reproduksinya hanya
dilakukan secara seksual.
3. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan cacing ini telah
lengkap, terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung
posterior. Beberapa jenis ada yang memiliki kait pada mulutnya. Nemathelminthes
tidak memiliki pembuluh darah dan sistem respirasi. Cairan pseudoselom yang
akan mengalirkan makanan ke seluruh tubuh dan pernapasan akan berlangsung
secara difusi melalui permukaan tubuh.
4. Cara
Hidup dan Habitat
Nemathelminthes ada yang hidup
bebas, ada pula yang parasit pada manusia. Nemathelminthes yang hidup bebas
terdapat di tanah becek dan di dasar perairan, berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup
di tubuh inangnya dan memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya. Hampr seluruh hewan
dapat menjadi inang bagi Nemathelminthes.
5.
Reproduksi
Nemathelminthes umumnya bereproduksi
secara seksual karena sistem reproduksinya
bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan
betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi dilakukan secara
internal. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari 100.000
telur per hari. Saat berada di lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur
dapat membentuk kista untuk perlindungan dirinya.
6.
Klasifikasi
Terdapat
sekitar 80 ribu species nemathelminthes yang telah di identifikasi dan yang
belum teridentifikasi juga sangat banyak. Phylum nemathelminthes dibagi menjadi
dua kelas yaitu Nematoda dan Nematophora
1).
Nematoda
?Nematoda
|
Kelas
|
Nematoda (dari bahasa
Yunani νῆμα (nema): "benang" + -ώδη -ode
"seperti") adalah sebuah filum. Disebut juga Nemathelminthes. Filum ini merupakan
salah satu filum yang
beranggotakan terbanyak (sekitar 80.000 spesies, 15.000 diantaranya merupakan parasit). Contohnya
adalah cacing tambang, cacing
kremi, dan cacing perut.
(1)Askariasis
?Ascaris lumbricoides
|
||||||||||||||
Cacing dewasa betina.
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Askariasis adalah
penyakit parasit yang
disebabkan oleh Nemathelminthes Ascaris
lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan
oleh makhluk parasit.
v
Hospes dan distribusi
Hospes atau
inang dari Askariasis adalah manusia. Di manusia, larva Ascaris akan
berkembang menjadi dewasa dan menagdakan kopulasi serta akhirnya
bertelur.Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat hampir di seluruh dunia.
Prevalensi askariasis sekitar 70-80%.
v
Morfologi
Cacing jantan
berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing
jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di
ujung ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat
bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi. Cacing dewasa hidup pada usus
manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur per
harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan
telur yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur
yang telah dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia.
v
Siklus hidup
Siklus hidup Ascaris
Pada tinja penderita askariasis yang membuang
air tidak pada tempatnya dapat mengandung telur askariasis yang telah dubuahi.
Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang
memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci
tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris. Telur akan
masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus.
Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti
sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian
di paru-paru.
Pada paru-paru,
cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring. Ia akan
tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi
cacing dewasa.
Cacing akan menetap di usus dan
kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali
bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini
membuang tinjanya tidak pada tempatnya.
Patologi klinik
Askariasis
|
|
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
|
|
Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun
dewasa.
Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan
gejala ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom
Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak napas, eosinofilia, dan pada foto
Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu. Pada stadium dewasa, di usus cacing
akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti tidak nafsu makan,
muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing masuk ke saluran empedu makan dapat
menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian masuk
menembus peritoneum badan atau abdomen maka dapat
menyebabkan akut abdomen.
v
Cara diagnosis
Gambar Telur Ascaris yang berisi embrio
Diagnosis askariasis
dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan
cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.
v
Pengobatan
Pengobatan askariasis dapat digunakan
obat-obat seperti konvermex, combantrin dan jenis obat-obatan lain yang
mengandung pyrantel pamoat.
v
Prognosis
Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan askariasis
mencapai 70% hingga 99%.
v
Epidemiologi
Di Indonesia, prevalensi
askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini dapat dicegah di
indonesia dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Pemakaian
jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris lumbricoides
ini.
2) Ancylostoma
duodenale(cacing tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang
karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.cacing tambang dapat hidup sebagai
parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.
Cacing tambang pada bagian depan(anterior) melengkung
membentuk kapsul mulut dengan 1-4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi
ventralnya. Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnya. Pada bagian
belakangnya(posterior) cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi yang
berfungsi untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin. Cacing betina
memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat di bagian tengah tubuhnya.
Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
enterobius-vermicularis
Cacing ini disebut cacing kremi
karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di
dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya
namun cukup mengganggu.Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur
cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur
cacing ini.
Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan oleh penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.
2). Wuchereria bancrofti (cacing rambut)
Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan oleh penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.
2). Wuchereria bancrofti (cacing rambut)
?filaria
|
||||||||||||||
|
Wuchereria bancrofti
|
|
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
|
|
B74.0 [1]
|
|
Wuchereria bancrofti atau disebut juga Cacing Filaria adalah kelas dari anggota hewan
tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Nemathelminthes Bentuk cacing
ini gilig memanjang, seperti benang maka disebut filaria. Pernahkah Anda
mendengar penyakit kaki gajah (elephantiasis)? Terlihat kaki
penderita menjadi bengkak, mengapa hal tersebut dapat terjadi?
v
Daur Hidup
Cacing ini hidup pada pembuluh limfa di kaki. Jika
terlalu banyak jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfa sehingga kaki
menjadi membengkak. Pada saat dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian
akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria.
Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke
peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang
menggigit, maka larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke
dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan
masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular
penyakit ini, demikian seterusnya.
Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah ( elefantiasis ), yaitu pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah ( elefantiasis ), yaitu pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
penyakit
kaki gajah yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti
Terdapat sekitar 80 ribu spesies
Nemathelminthes yang telah diidentifikasi, dan yang belum teridentifikasi juga
sangat banyak. Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas yaitu nematoda, dan nematophora. Beberapa nematoda
yang menjadi parasit pada manusia adalah:
- Ascaris lumbricoides (cacing perut), penyebab penyakit ascariasis
- Ancylostoma duodenale (cacing tambang), banyak di daerah pertambangan
- Oxyuris vermicularis (cacing kremi), dapat melakukan autoinfeksi
- Wuchereria bancrofti (cacing rambut), penyebab penyakit kaki gajah
- Trichinella spiralis, penyebab penyakit trikhinosis
3).Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot.Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot.Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.
4). Heterode
radicicola
Heterode radicicola adalah hewan dari anggota hewan tak
bertulang belakang yang termasuk dalam filum Nematoda. Cacing ini hidup pada
akar tanaman dan menyebabkan bengkak pada akar tanaman.
Dalam Nematode dibagi menjadi dua sub kelas:
a. sub kelas 1:Eunematoda
cacing yang termasuk sub kelas ini
tubuhnya dilapisi epithelium. Bonat mempunyai saluran dan tidak mempunyai
kloaka, pada jenis jantan dan betina. Pada tubuh sebelah lateral terdapat
chorda (penguat tubuh yang elastis)sub kelas ini terdiri dari 5 ordo:
a) ordo 1: Ascaroidea
ada yang hidup bebas dan ada yang
parasit, mempunyai 3 bibir. Ada 4 familia:
familia 1: ascaridea
termasuk family ini adalah ascaris lumbricoides, genus adalah
toxocara. Contoh: toxocara canis, terdapat pada alat pencernaan makanan anjing
yang liar
familia 2: Heteracidea
merupakan familia yang parasit pada
burung dan mamalia, contoh: Heterakis
gallinae, yang hidup parasit pada burung liar.
Familia 3: Oxyudea
Diantara genus yang terkenal adalah Enterodeus vermicularies, yang hidup
parasit pada orang terutama pada anak-anak
Familia 4: Rhapditidae
Famili ini ada ruang hidup bebas,
ada yang parasit, di antaranya adalah strongyloides
stercolaris. Cacing trsebut hidup ditempat becek di daerah tropis, sedang
yang dewasa didalam usus.
b) Ordo 2: Srongylidea
Hidup parasit, yang jantan mempunyai
bursa caudalis dimana bursa tersebut diperkuat dengan jari-jari. Ada 4 familia
Familia 1: Strongylidae
Banyak yang parasit pada ternak,
disebut strongulus vulgaris. Dan yang
parasit pada kuda tersebar pada seluruh dunia terutama pada daerah yang hawanya
panas. Sedangkan yang dewasa hidup pada usus dan menghisap darah sehingga
mengakibatkan anemia. Yang parasit pada ternak damba atau kambing ialah:
Oesophangustonum columbianum
Familia 2: Ancylostomidae
Nama lainnya adalah cacing tambang,
cacing ini terdapat di usus manusia, terdapat juga pada usus babi
Familia 3:Metasrongylidae
Family yang terkenal adalah Dictyocaulus
filarial yang hidup pada paru-paru domba, kambing.
Familia 4: Terichostrongylidea
Contoh yang parasit pada ternak adalah Haemonchus contortus
c) Ordo 3:Filaroidea
Hidup parasit, mempunyai sepasang
bibir lateral, atau tidak mempunyai bentuk bibir. Esophagus tidak mempunyai
bentuk bola, dimana bagian anterior mempunyai bagian yang berotot dan posterior
mempunyai kelenjar.
d) Ordo 4:Diotophymoidea
hidup parasit pada tubuh
kadang-kadang terdapat duri esofagusnya panjang dan berbentuk tongkat. Anggota
ordo ini kebanyakan parasit dan terdapat pada alat pencernaan, ginjal rongga
tubuh pada mamalia, sebagai ospes intermediernya biasanya adalah ikan. Contoh
yang terkenal: Dioctophyme renale
yang biasanya terdapat pada ginjal anjing, dimana anjing tersebut dapat di
jangkiti anjing ini, karena makan anjing yang masih mentah.
e) ordo 5: Trichinelloidea
parasit, pada bagian esophagus
tampak jelas atau tidak jelas, esophagus mempunyai lapisan kutikula yang
terdiri dari satu lapisan sel. Dari ordo ini yang terkenal adalah Trichinella spiralis, menyebabkan
penyakit trichinosis pada manusia, babi dan tikus. Parasit masuk kedalam tubuh
manusia karena makan babi yang kurang masak yang mengandung larva cacing
tersebut.
b. Sub kelas II: Gordiacea
Rongga tubuhnya dilapisi oleh
epithelium. Gonad tidak mempunyai saluran penghubung dengan saluran penyalurnya
terdapat cloaca pada betina, tidak memiliki chordalatelaris. Berbentuk seperti
ular rambut kuda, bentuk tubuh gordiacea saluran pencernaan dan saluran kelamin
terbukadalam suatu muara, umumnya disebut cloaca. Pada hewan jantanntidak
menpunyai batang-batang duri dan hewan dewasa hidup didalam air. Sedangkan
larva terdapat di dalam insec airdan pindah keinsecta lainnya, misalnya kecoak,
tawon, belalang
Contoh terkenal: Gordius aquaticus .
2. Nematophora/ Acanthocephala
Ciri-ciri
Tidak mempunyai usus tapi mempunyai
proboscis yang berduri kemudian terdapat adanya dikepala. Hidup dalam usus
vertebrata dan biasanya melekat pada dinding khusus dengan belalai bengkok
dengan kait duri.panjang tubuh beberapa mm tetapi ada yang mencapai 50 mm,
mempunyai alat pencernaan. Makanan dihisap melalui tubuh hospesnya. Jenis
kelaminnya terpisah dan mempunyai system reproduki yang kompleks. Hospes
perantara crustacean dan insect. Contoh: Neoechinorhynchus
emydis, terdapat pada hewan penyu.
BAB 111
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Platyhelminthes
adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata.
Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini
bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes
yang hidup dengan cara parasit.
Platyhelminthes ada yang hidup bebas
maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan
tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme. Platyhelminthes
parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya. Habitat Platyhelminthes
yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.
Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada
siput air, sapi, babi, atau manusia.
Nemathelminthes Sering disebut cacing perut atau
cacing usus atau cacing gelang. Parasit pada usus halus manusia, hewan yang
memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun
tidak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik.
Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (triploblastik), yaitu lapisan
luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm).
Pada lapisan luar tubuhnya dilapisi oleh lapisan lilin atau kutikula.
DAFTAR PUSTAKA
- Fictor F, dkk. Praktis Belajar Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009
- Herni Budiati. Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009
- Indun Kistinnah, dkk. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA X: Jakarta. BSE 2009
- Gandahusada, Srisasi, Prof. dr. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- Padmasutra, Leshmana, dr. 2007. Catatan Kuliah:Ascaris lumbricoides. Jakarta:Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.
·
Winnepenninckx B, Backeljau T, Mackey LY, et al.
(November 1995). "18S rRNA data indicate that Aschelminthes are
polyphyletic in origin and consist of at least three distinct clades". Mol. Biol. Evol. 12
(6): 1132–7. PMID 8524046.
0 komentar:
Posting Komentar