Sabtu, 30 Agustus 2014

makalah tentang sistem reproduksi pada vertebrata

Standard


                                            KATA PENGANTAR      
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “SISTEM REPRODUKSI VERTEBRATA”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok.
            Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Yakobus Bustami yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelasaikan tugas makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.


















Daftar isi
Kata pengantar ........................................................................................................               i
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA ............................................................................    1
1. alat dan proses reproduksi pada manusia ...............................................................            1
a. Alat Reproduksi Pria ............................................................................................           1
b. Proses Pembentukan Sperma ...............................................................................            1
2. Alat Reproduksi Manusia dan Proses Pembentukan Ovum ....................................          2
a. Alat Reproduksi Wanita ......................................................................................            2
b. Pembentukan Ovum ............................................................................................            2
c. Kehamilan ............................................................................................................            3
d. Proses Persalinan dan Kelahiran ......................................................................... 4
e. Kontrasepsi ..........................................................................................................            4
f. Kesehatan Reproduksi ..........................................................................................           5
SISTEM REPRODUKSI VERTEBRATA ..................................................................        7
Reproduksi Ikan (Pisces) .........................................................................................            8
Reproduksi Amfibi ..................................................................................................            8
Reproduksi Reptil ....................................................................................................            9
Reproduksi Aves .....................................................................................................            10
Reproduksi Mamalia ............................................................................................... 10
Reproduksi pada Vertebrata ....................................................................................            11
Reperoduksi Seksual/Generatif ................................................................................           11






Sistem Reproduksi Manusia
A. Alat dan Proses Reproduksi pada Manusia
1. Alat Reproduksi Pria dan Proses Pembentukan Sperma
a. Alat Reproduksi Pria
Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin bagian luar terdiri atas penis dan skrotum. Di dalam skrotum terdapat testis yang merupakan alat kelamin bagian dalamdan tidak tampak dari luar.
Penis berfungsi sebagai alat koitus ( persetubuhan ). Pada alat ini tedapat saluran ejakulasi yang berperan menyemprotkan semen hingga msuk dalam uretra dan disalurkan keluar. Saluran uretra juga berfungsi  menyalurkan urine dan dikeluarkan melalui lubang kecil diujung penis.
Skrotum merupakan kulit luar pembungkus testis. Skrotum berfungsi menjaga temperatur testis saat pembentukan sperma. Didalam testis terdapat saluran halus yang merupakan tempat pembentukan sperma disebut tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epitelium terdapat sel induk spermatozoa (spermatogen) dan sel sertoli. sel sertoli berfungsi memberi nutrisi pada sperma. Seluruh tubulus seminiferus menyatu membentuk vasa efferensia. Dari vasa afferensia muncul tubulus yang memanjang hingga 6 m disebut epididimis. Epididimis merupakan tempat penyimpanan sperma selama kurang lebih 18 jam. Dari epididimis, sperma menuju vasikula seminalis melalui vas defferens. Salah satu ujung vas deferen berakhir pada kelenjar prostat. Saluran ini bersatu dibelakang kandung kemih membentuk duktus ejakulatorius pendek dan barakhir di uretra. uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi dan terdapat dalam penis.
b. Proses Pembentukan Sperma
pembentukan sperma berlangsung di dalam testis. Proses pembentukan atau pemasakan sperma dosebut Spermatogenesis.  Spermatognesis berawal dari sel spermatogonia yang tedapat pada dinding tubulus seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang kromosom., mengalami pembelahan mitosis menghasilkan spermatosit primer. Spermatosit primer ini kemudian mengalami pembelahan miosis pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder  yang haploid. Kemudia tiap spermatosit sekunder membelah lagi secara mieosis (miosis kedua) menghasilkan 2 spermartid yang juga haploid. Spermatid kemudian berdiferensasi menjadi sperma yang telah masak.
Sperma yang matang ini mempunyai tiga bagian, yaitu :
1). Bagiana kepala mengandung inti sel ( nukleus ) yang haploid dan bagian ujungnya mengandung akrosom yang berisi enzim hailuronidase dan proteinase yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2). Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
3).  Bagian ekor sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum.
Produksi sperma dipengaruhi hormon follicle stimulating hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon  (LH). Produksi sperma bersamaan dengan produksi hormon testosteron. Hormon inilah yang mengendalikan produksi FSH dan LH.
2. Alat Reproduksi Wanita dan Prose Pembentukan Ovum
a. Alat reproduksi Wanita
Organ luar alat kelamin terdiri atas :
-                      Labia mayor (bibir luar)
-                      Labia mayor
-                      Klitoris
-                      Mons venesis
-                      Himen (selaput dara)
-                      Orificium urethae
Organ dalam kelamin terdiri atas :
-                      Ovarium (indung telur) 
-                      Oviduk (tuba fallopi)
-                      Rahim (uterus)
-                      Vagina
Ovariom berjumlah sepasang yang terletak di rongga perut kanan dan kiri.  Di dalam ovarium terdapat folikel-folikel. Folikel ini berfungsi menyediakan nutrisi dan melindungi perkembangan sel telur.
Oviduk merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus).  Uterus merupakan ruangan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Uterus bagian bawah yang menyempit disebut servik uteri,  sedangkan bagian tengah yang berukuran lebar disebut corpus uteri (badan rahim).
Uterus tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Vagina merupakan sebuah tabung berlapisan otot yang membujur kearah belakang dan atas.
b. Proses Pembentukan Ovum                                                                       
proses pembentukan ovum disebut oogenesis. Saat wanita mengalami pubertas, hipofisis akan menghasilkan follicle stimulating hormon (FSH) dan oosit primer melanjutkan proses miosis I. Pembelahan moisis ini menghasilkan dua selyang ukurannya tidak sama, sel yang berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang kecil disebut badan polar pertama. Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Di bawah pengaruh FSH folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikel de graaf  (folikel yang sudah masak) yang diantaranya mempunyai rongga. Selanjutnya, sel-sel folikel memproduksi esterogen yang merangsang hipofisis untuk menyekresikan luteinizing hormon (LH). LH berfungsi memacu terjadinya ovulasi. LH membuat sel-sel folikel berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum memproduksi hormon esterogen dan progesteron. Hormon progesteron akan menghambat LH yang memungkinkan bertahannya korpus luteum. Jadi, pada saat ovulasi yang dilepaskan bukan ovum tetapi oosit sekunder pada tahap metafase II.
c. Kehamilan
kehamilan adalah proses brkembangnya embrio di dalam uterus sejak terjadinya fertilisasi hingga dilahirkan.
1. proses perkembangan embrio didalam rahim
Proses perkembangan embrio didalam adalah sebagai berikut, telur yang telah dibuahi oleh sperma membentuk zigot, kemudian zigot digerakkan oleh silivia oviduk menuju ke uterus. Sel telur yang sudah dibuahi tadi akan mengalami pembelahan menjadi dua sel , empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan akhirnya akan menjadi satu kelompok sel baru berbentuk bundar seperti buah murbai yang di sebut stadium morula. Morula kemudian membentuk bola berongga, bentuk ini disebut blastosit.
Blastosit berdiferensasi menjadi 3 bagian, yaitu:
-                      Sel telur disebut tropoblas
-                      Sel bagian dalam disebut embrioblas
-                      Rongga berisi cairan disebut blastosoel
2. Pembentukan Membran Embrio
Membran ini berada diluar embrio dan berfungsi melindungi dan memberi makan embrio, membran-membran tersebut adalah :
-                      Kantong kuning telur
Kantong ini adalah membran yang dibatasi endoderma. Pada manusia, kantong ini berfungsi menyediakan tempat mula-mula bagi pembentukan darah.
-                      Amnion
Amnion merupakan membran pelindung yang kebal. Cairan amnion berfungsi melindungi embrio dari gesekan dan membantu regulasi suhu tubuh embrio.
-                      Korion
Korion merupakan derivat dari ektoderma dan mesoderma tropoblas.
-                      Alantois
Alantois berupa membran vaskular kecil yang merupakan tempat mula-mula pembentukan darah. Fungsi alantois adalah untuk respirasi, saluran makan, dan ekresi.


3. Pembentukan Plasenta (ari-ari atau tembuni)
Pada bulan ke-3, terjadi pembentukan plasenta. Plasenta berbentuk pipih dan berkembang dari korion dan sebagian endometrium. Fungsi plasenta dalah:
a. memungkinkan oksigen dan makanan dari darah ibu berdifusi ke arah janin.
b. memungkinkan karbondioksida dan sisa metabolisme janin berdifusi kearah janin.
c. melindungi mikroorganisme masuk ketubuh janin.
d. menyuplai makanan seperti karbohidrat, protein, kalsium, ketubuh janin.
e. menghasilkan beberapa hormon yang di butuhkan untuk memelihara kehamilan.
4. Tali Pusar
Selama pertumbuhan embrio, pada korion tumbuh strukrturseperti jari-jari yang disebut vili korion. Vili korion tumbuh terus hingga terendam pada ruang darah ibu yang di sebut ruang intervili. Fungsi vili korion adalah tempat pertukaran oksigen dan makanan dari darah ibu ke bayi. Dari pembuluh darah pada vili, makanan akan di sirkulasikan ke vena umbikulus (pusar).
d. proses persalinan dan kelahiran.
Proses persalinan tidak dapat terlepas dari pengaturan hormon. Adaoun jenis hormon yang berperan pada proses persalinana, sengai berikut:
-  Hormon relaksin, mempengaruhi fleksibilitas simfisis pubis.
-  Hormon esterigen, berperan mengatasi pengaruh hormon progesteron yang menghambat kontraksi dinding rahim.
-  Hormon prostaglandin, dihasilkan semua sel dalam jumlah sedikit untuk mengatasi pengaruh progesteron.
-  Hormon oksitosin, mempengaruhi kontraksi dinding uterus.
pada saat melahirkan hormon yang diproduksi adalah progesteron dan esterogen.
e. Kontrasepsi 
kontrasepsi adalah teknik reproduksi yang berperan menghambat terjadinya proses pembuahan (fertilisasi) sehingga tidak terjadi kehamilan.




Secara umum berdasarkan sifat kerjanya kontrasepsi di bedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. kontrasepsi permanen
Kontrasepsi jenis ini dilakukan dengan cara operasi, baik pada wanita (tubektomi) maupun pria (vasektomi).  Vasektomi dilakukan dengan cara mengikat dan memotong saluran vas deferens. Vasektomi menyebabkan sperma tidak sampai ke uretra sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan.
Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat dan memotong oviduk. Cara ini membuat ovum yang sudah diovulasikan tidak dapat melewati saluran oviduk sehingga ovum tidak dapat bertemu dengan sperma.
2. kontrasepsi Temporer
Kontrasepsi temporer dikenal juga sebagai kontrasepsi tidak tetap karena kemampuan hamil dapat dikembalikan. Kontrasepsi jenis ini dapat dilakukan dengan tanpa alat bantu dan dengan alata bantu. Kontrasepsi tanpa alat bantu dilakuklan dengan menghindari hubungan seksual pada saat wanita mengalami masa subur. Kontrasepsi menggunakan alat bantu bnyak ragamnya diantaranya, pil dan suntik, IUD/spiral, diafragma dan lain sebagainya.
f. Kesehatan Reproduksi
PMS merupakan suatu infeksi atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS juga diartikan Berikut beberapa jenis PMS:
-                      Gonorhoe (kencing nanah)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorheae. Bakteri tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
-                      Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan dapat menjangkiti pria maupun wanita.
-                      Infeksi trikomonas
Infeksi ini disebabkan oleh Protozoa Trichomonas vaginalis. Banyak terjadi diseluruh dunia dan terutama di diagnosis pada wanita berusia 16-35 tahun.
-                      Sifilis (Raja singa)
Penyakit ini disebabkan oleh Treponema pallidum.
-                      Herpes Genitalis
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex.
-          Kutil kelamin
Penyakit ini disebabkan virus Human Papiloma Virus. Kutil-kutil ini tumbuh di daerah kemaluan, tetapi dapat juga tumbuh disekitar dubur.
-                      Acquired immune deficiency syndrom (AIDS)
AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena menurunnya kekebalan tubuh. AIDS di sebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV merupakan suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunnya kekebalan daya tahan tubuh, sehingga mudah diserang penyakit/infeksi.
Virus HIV ini dapat hidup didalam 4 cairan tubuh manusia yaitu : Cairan darah, Cairan sperma, Cairan vagina, dan Ais susu ibu.


















Sistem Reproduksi Vertebrata
Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio.
Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.
Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak).
Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan
Mamalia.
Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
Vivipar (Beranak)
Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)
Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.



1.Reproduksi Ikan (pisces)
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/10/perekembangantelur-ikan1.jpg?w=186&h=447     Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
2.Reproduksi Amfibi (Amphibia)
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telurtersebutberbentukgumpalantelur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
3.Reproduksi Reptil (Reptilia)
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/10/reproduksi-reptil1.jpg?w=320&h=141Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
4.Reproduksi Burung (Aves)
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
5.Reproduksi Mamalia (Mammalia)
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).
Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
Reproduksi Pada Hewan Invertebrata
Reproduksi hewan  vertrebrata bisa terjadi secara seksual (melibatkan sel kelamin) maupun aseksual (tidak melibatkan ) reproduksi aseksual/ vegetatif meliputi :           
  1. Fragmantasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan Asterias sp.
  2. Budding/tunas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu bagian tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya hewan Acropora sp dan Euspongia sp.
  3. Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru. Dibedakanmenjadi 2 yaitu pembelahan biner, contohnya pada Bakteri dan pembelahan multiple paada Virus.
  4. Sporulasi yaitu dengandibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.
  5. Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi. Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang.
    Paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha. Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis.
Reproduksi seksual/generative
  1. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
  2. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
  3. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
  4. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
  5. Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.




KESIMPULAN :
Reproduksi Pada Vertebrata
  1. Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar dan vivipar. Organa reproduksinya meliputi testis, vas deferens, lubang urogenitalia untuk jantan dan untuk betina adalah ovarium, oviduk dan lubang urogenitalia.
  2. Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi testis, vasa efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
  3. Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
  4. Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk, dan kloaka.
  5. Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium, oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks. termasuk kedalam kelompok ini adalah manusia.yang telah kita kupas tuntas di blog ini