Rabu, 12 November 2014

Cerita Rakyat Kapuas Hulu " UNYAANG BULAAN "

Standard
“ UNYAANG BULAAN” Alkisah, pada zaman dahulu di Kapuas hulu hiduplah seorang gadis cantik dan manis bernama UNYAANG BULAAN. Kulitnya putih seperti kapas. Gadis ini berkelakuan baik dan pandai menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya. Pada suatu hari, ketika ia sedang menganyam topinya, telunjuk kirinya tertusuk jarum sehingga mengeluarkan darah yang sangat banyak. Banyak orang berusaha untuk menolongnya. Akan tetapi, walaupun berbagai obat telah diberikan semuanya hanya sia-sia belaka. Darah mengucur terus tiada henti. Ibu Unyaang Bulaan dengan setia menunggunya, dan banyak orang kampung yang datang untuk menjenguknya. Akhirnya Unyaang bulaan pun tahu bahwa ajalnya akan segera tiba. Sebelum meninggal, Unyaang bulaan menyampaikan pesan kapada ibunya dan orang orang yang ada di kampung itu. Ia berkata : “ kalau saya mati, tubuh saya akan menjadi padi “ ( saat itu manusia belum mengenal padi seperti yang ada sekarang ). Kemudiaan Unyaang Bulaan berpesan lagi, “ aku berpesan kepadamu : kalau kelak padi sudah menjadi nasi dan dimakan, aku minta supaya daging, ikan, sayur mayor juga turut dimakan. Artinya setiap kali makan harus ada lauk pauk sebagai teman bagiku “. Setelah berkata demikian, matanya terkatup dan ia menghembuskan nafas terakhir. Jenazah Unyaan bulaan dimasukkan kedalam peti mati dan kemudian dinaiki kepondok jenazah yang sangat indah. Tiba - tiba kemudian terbukalah peti jenazah itu, dan dihadapan orang – orang keluar butir – butir padi dari dalam peti jenazah itu. Para tetua kampung pun segera membagi – bagikan padi tersebut kepada orang – orang yang ada di sekitar itu. Berabad – abad lamanya orang dayak hidup dalam hutan. Bagi orang dayak, hutan merupakan sumber segala lauk - pauk kehidupan. Mereka berladang sambil memelihara hutan dan mereka mereka tidak pernah kekurangan separti pesan Unyaang bulaan. Setiap tahun selalu dirayakan peristiwa itu dengan pesta “Danggo atau dangge“, seperti yang dilakukan suku Kayan dihulu sungai Kapuas hulu. Demikianlah cerita rakyat yang berjudul “UNYAANG BULAAN” dari Kapuas Hulu”. Makan nasi pada acara makan bersama dalam masyarakat dayak Kayan dipedalaman Kalimantan Barat merupakan peringatan akan gadis yang bernama UNYAANG BULAAN. Ada kebanggaan dan kerinduan akan kebaikan gadis itu. Ia rela mengorbankan dirinya menjadi padi yang merupakan makanan pokok orang – orang di sukunya. Padi diolah menjadi beras . kemudian beras dimasak menjadi nasi. Jika belum makan nasi, mereka merasa belum makan walaupum mereka sudah kenyang. Makna yang ingin disampaikan lewat cerita UNYAANG BULAAN adalah bahwa kita harus berbuat baik kepada sesama, saling berbagi didalam kehidupan sehari – hari dan juga tidak membuang – buang nasi yang sudah didapat dengan susah payah. Dan juga tidak pernah lupa bersyukur atas rejeki dan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita.

0 komentar:

Posting Komentar