Kamis, 23 Oktober 2014

Tanaman Sawit dan Sejarahnya

Standard
A.Sejarah, Manfaat dan Prospek Tanaman Kelapa Sawit
1.Sejarah Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit berasal dari kawasan tropis Afrika. Tanaman ini diperkenalkan pertama kali di Malaysia pada awal abad 20 sedangkan di Indonesia, kelapa sawit diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sekitar tahun 1848. Budidaya komersial dimulai pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (Belgia) dan diikuti oleh K.Schadt yang menandai munculnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia berlokasi di Pantai Timur Sumatera dan Aceh dengan luas 5.123 ha. Pada tahun 1919 Indonesia mulai mengekspor minyak sawit ke negara Eropa sebanyak 576 ton dan meningkat menjadi 850 ton pada tahun 1923.

2.Manfaat Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki manfaat beragam. Kelapa sawit digunakan sebagai sumber pangan dan gizi bagi masyarakat., produksi kelapa sawit menjadi bahan baku industri pengolahan menciptakan nilai tambah di dalam negeri misalnya sabun, detergen, lilin, biodiesel. Kelapa sawit juga diolah untuk ekspor sebagai penghasil devisa. Pengembangan kelapa sawit dapat meningkatkan pendapatan petani serta menyediakan kesempatan kerja untuk kesejahteraan masyarakat. Dari sisi upaya pelestarian lingkungan hidup, kelapa sawit berperan dalam penyerapan efek gas rumah kaca yang menghasilkan CO2, mampu menghasilkan O2 dan ekowisata.

3.Prospek Tanaman Kelapa Sawit
Indonesia saat ini merupakan negara pengekspor minyak sawit kedua terbesar di dunia setelah Malaysia. Hingga tahun 2008, harga minyak sawit di dunia diperkirakan mengalami kenaikan. Pada tahun 2004, harga minyak sawit di dunia sekitar USD 0,56 per kg dan pada tahun 2008 mencapai USD 0,68 per kg. Disamping itu, produksi kelapa sawit mengalami peningkatan dari 181.000 ton pada tahun 1968 menjadi 9,8 juta ton pada tahun 2003. Produksi tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 12,2 juta ton pada tahun 2008. Peningkatan produk berasal dari tanaman belum menghasilkan dan dari pengoptimalan tanaman menghasilkan yang telah ada.
Konsumsi produk kelapa sawit saat ini sekitar 60% dari produksi total dan penggunaannya sebagian besar untuk pangan. Menurut perkiraan, pertumbuhan konsumsi minyak sawit dalam negeri sebesar 11,5 % tiap tahun, 12% untuk konsumsi produk pangan dan 10% untuk produk non pangan. Dengan perkiraan tersebut, neraca minyak kelapa sawit Indonesia dalam lima tahun terakhir akan bergerak dari surplus ke arah keseimbangan.
Dari data tersebut diketahui minyak sawit masih mempunyai prospek ke depan. Dengan potensi tersebut, pengembangan agribisnis kelapa sawit diarahkan pada pengembangan kawasan industri masyarakat perkebunan melalui pemberdayaan di hulu dan penguatan di hilir.

B.Budidaya Tanaman Kelapa Sawit
1. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Phylum : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Familia : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis


2.Botani Tanaman Kelapa Sawit
a. Akar
Tanaman kelapa sawit memiliki akar serabut, tidak berbuku, ujung runcing, dan berwarna putih kekuningan. Apabila aerasi cukup baik, akar tanaman dapat menembus bawah tanah dengan kedalaman sekitar 8 meter dan ke arah samping sekitar 16 meter. Sistem perakaran ini menyebabkan tanaman tidak mudah tumbang. Pada celah sel parenkim akar terdapat ruangan yang berisi udara. Di sekitar pangkal batang keluar akar adventif yang menggantung. Apabila sudah mencapai tanah, akar adventif berubah menjadi akar biasa. Akar kelapa sawit mudah membusuk jika terlalu lama terendam air.
b. Batang
Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, batang tidak memiliki kambium dan umumnya tidak bercabang. Batang berbentuk silinder dengan diameter 20-75 cm. Pada tanaman yang masih muda, batang tertutup pelepah daun. Tinggi batang bertambah 25-45 cm setiap tahun dan apabila kondisi lingkungan sesuai pertambahan mencapai 100 cm per tahun. Tinggi maksimum batang yang ditanam di perkebunan sekitar 15-18 m sedangkan pohon yang ada di alam mencapai 30 m. Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan.
c. Daun
Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan bertulang sejajar. Pertumbuhan daun dibentuk di dekat titik tumbuh dan membentuk sudut 135˚. Daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai 7,5-9 m. Jumlah pelepah, panjang pelepah dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Semakin tua jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak.
Daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga produksi akan meningkat. Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman.


d. Bunga
Bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga muncul dari pangkal pelepah daun. Pembentukan bunga jantan terpisah dengan bunga betina karena memiliki siklus yang berbeda sehingga pembungaan secara bersamaan jarang terjadi. Rangkaian bunga terdiri dari batang poros dan cabang meruncing. Batang poros bunga jantan lebih panjang Pada tanaman kelapa sawit muda sering dijumpai rangkaian bunga hermaprodit yang terjadi pada masa transisi antara siklus bunga jantan dan betina.
e. Buah
Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen adalah 5-6 bulan. Secara anatomi buah terdiri dari dua bagian utama yaitu perikarpium dan biji. Perikarpium terdiri dari epikarpium (kulit buah yang keras dan licin) dan mesokarpium (daging buah yang berserabut dan mengandung minyak dengan rendemen tertinggi) sedangkan biji terdiri dari endokarpium (tempurung), endosperm (penghasil minyak inti sawit) dan lembaga.
Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan buah 20-22 tandan tiap tahun. Untuk tanaman yang semakin tua produktivitasnya akan menurun. Banyaknya buah yang terdapat pada satu tandan tergantung pada faktor genetik, umur, lingkungan, dan teknik budidaya.

3.Budidaya Tanaman Kelapa Sawit
a. Faktor Lingkungan
1). Sinar matahari
Lama penyinaran optimum yang diperlukan kelapa sawit antara 5-7 jam setiap hari. Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu pembentukan bunga dan buah. Penyinaran yang minimum menyebabkan asimilasi menurun.


2). Temperatur
Tanaman kelapa sawit tumbuh subur pada dataran rendah dengan temperatur 24˚C-28˚C dan temperatur optimal 26˚C. Temperatur berpengaruh terhadap masa pembungaan.
3). Air
Curah hujan optimum yang diperlukan rata-rata 2000-2500 mm per tahun dan kelembaban rata-rata 80%. Curah hujan yang merata dapat menurunkan penguapan. Apabila tanah dalam keadaan kering, akar tanaman sulit menyerap mineral dari dalam tanah.
4). Unsur hara
Supaya tumbuh dengan baik, tanaman kelapa sawit memerlukan tanah yang gembur, subur dan kaya bahan organik. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah yang drainase dan aerasi baik dengan pH sekitar 5,5-7,0. Bahan organik yang terkandung dalam tanah akan diuraikan oleh mikroorganisme dan menghasilkan unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman.


b. Aspek Budidaya
1). Perkecambahan benih
Benih dipanaskan dalam germinator selama 60 hari dengan temperatur 39˚C dan kadar air 18% kemudian direndam dalam air selama 6 hari sehingga kadar air naik menjadi 24%. Benih dikeringkan dalam ruangan yang teduh, dimasukkan kantong plastik dan ditutup rapat. Setelah 10-14 hari, benih mulai berkecambah. Kecambah yang tumbuh normal dan sehat berwarna kekuningan, tumbuh lurus, bakal daun dan bakal akarnya berlawanan arah.
2). Persemaian dan pembibitan
Kecambah dipindahkan ke dalam polybag berukuran 14 x 22 cm dengan tebal 0,08 mm. Polybag diisi dengan tanah lapisan atas yang telah dibersihkan dari kotoran dan dihancurkan. Sebelum penanaman kecambah, dilakukan penyiraman. Penyiraman juga dilakukan setiap pagi dan sore setelah penanaman. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam 3 cm dan naungan persemaian setinggi 2,5 m. Setelah berumur 3 bulan, bibit dipindahkan ke dalam polybag besar dengan ukuran 40 x 50 cm dan tebal 0,2 mm.
3). Persiapan lahan
Lahan diolah, dibersihkan dari semak dan rumput liar. Dibuat lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60 cm. Tanah galian bagian atas dicampur dengan pupuk fosfat sebanyak 1 kg per lubang dan ditutup kembali namun tidak dipadatkan.
4). Penanaman
Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan kantong plastik terbuka. Lubang ditimbun dengan tanah dan tidak boleh diinjak agar tidak terjadi kerusakan. Untuk bibit yang tingginya lebih dari 150 cm, daunnya dipotong untuk mengurangi penguapan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.
5). Pemeliharaan Tanaman
a). Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru yang seumuran. Cadangan bibit untuk penyulaman dipelihara sampai berumur 3 tahun dan dipindahkan ke dalam kantong plastik besar.
b). Penyiangan gulma, dilakukan 1 bulan sekali.
c). Pemupukan yang dilakukan 2 kali dalam satu tahun yaitu pada awal dan akhir musim penghujan.
d). Pengendalian hama penyakit. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kedelai serta cara pengendaliannya disajikan dalam Tabel 1. Pengendalian hama penyakit dilakukan secara biologis menggunakan predator atau secara kimia menggunakan insektisida dan fungisida misalnya Hostation, Thiodan dan Dipterex.
Tabel 1. Hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit dan cara pengendaliannya
Hama / Penyakit
Jenis
Gejala
Hama
Ulat api
Helai daun berlubang dimulai dari daun bagian bawah
Ulat kantong
Helai daun berlubang di mulai dari lapisan epidermis, daun kering, tajuk bawah berwarna abu-abu
Penggerek tandan buah
Buah terlihat berlubang-lubang
Tabel 1. Lanjutan
Hama / Penyakit
Jenis
Gejala
Penyakit
Akar
(blast disease)
Akar lunak, jika dibelah terlihat jaringan antara berkas pembuluh pusat dan hipodermis hancur
Busuk pangkal batang
(basal stem rot/ ganoderma)
Pelepah layu, berwarna pucat, patah dan menggantung. Selanjutnya, pangkal batang menghitam dan keluar getah pada bagian yang terinfeksi
Busuk tandan (bunch rot)
Kulit buah tertutup miselium putih akibat jamur, perikarp buah lembek dan berwarna kecoklatan

f. Panen
Pemanenan dilakukan 1 kali seminggu dengan cara dengan memotong tandan buah. Tandan buah yang masak ditandai dengan adanya sejumlah buah merah yang jatuh (brondol ).

* Studi Kasus
Jelaskan permasalahan utama pada budidaya tanaman kelapa sawit!
Jawab : Permasalahan → benih kelapa sawit palsu
Benih kelapa sawit palsu menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak seragam dan hasil produksi rendah.



DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 1992. Budidaya Kelapa Sawit. Dinas Perkebunan Dati I Propinsi Irian Jaya. www.pustaka-deptan.go.id/publication. (diakses 26 April 2007)

. . 2006. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa sawit. www.litbang.deptan.go.id (diakses 26 April 2007).

Fauzi, Y., Yustina E.W., Eman S., dan Rudi Hartono. 2002. Kelapa Sawit : Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Purba, R., Witjaksono dan B. Dradjat. 2004. Benih Kelapa Sawit Palsu : Penghambat Peningkatan Produktivitas. www.pustaka-deptan.go.id/publication. (Diakses 26 April 2007)

Sasrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta



IKLIM
1. Secara alami kelapa sawit hanya dapat tumbuh di daerah tropisTanaman ini dapat tumbuh ditempat berawa (swamps) di sepanjang bantaran sungai dan di tempat yang basah.
2. Didalam hutan hujan tropis, tanaman ini tidak dapat tumbuh karena terlalu lembab dan tidak mendapat sinar matahari karena ternaungi kanopi tumbuhan yang lebih tinggi.
3. Sinar matahari harus langsung mengenai daun kelapa sawit. Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam perhari.
4. Angin tidak mempengaruhi pertumbuhan karena bentuk daun yang sedemikian rupa sehingga tidak mudah dirusak angin.
5. Benih kelapa sawit mengalami dormansi (keadaan sementara tanaman) yang cukup panjang.
6. Diperlukan aerasi yang baik dan temperatur yang tinggi untuk memutuskan masa dormansi agar bibit dapat berkecambah.
7. Pada proses perkecambahan diperlukan kelembaban 60-80% dengan temperatur 35ºC.
8. Curah hujan tahunan antara 1.500-4.000 mm, optimal 2.000-3.000 mm/tahun.
Keadaan Iklim
(Klas 1)
Baik
(Klas 2)
Sedang
(Klas 3)
Kurang Baik
(Klas 4)
Tidak Baik
Curah Hujan (mm)
200-2500
1800-2000
1600-1800
<> 
Defisit air/tahun (mm)
0-150
150-250
250-400
> 400
Hari panjang tidak hujan
<> 
<> 
<> 
> 10
Temperatur (ºC)
22-33
22-33
22-33
22-33
Penyiraman (jam)
6
6
<> 
<> 
Kelembaban (%)
80
80
<> 
<> 
Media Tanam
1. Tanah yang baik untuk budidaya kelapa sawit harus mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
2. Tanah harus berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam, tidak berbatu.
3. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial yang meliputi tanah gambut, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.
4. Tanah memiliki derajat keasaman (pH) antara 4-6.
5. Ketinggian tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit antara 1-400 m dpl.
6. Topografi datar dan berombak sampai bergelombang.
7. Kelerengan ideal berkisar antara 0 sampai 25%.
Keadaan Tanah
(Klas 1)
Baik
(Klas 2)
Sedang
(Klas 3)
Kurang Baik
(Klas 4)
Tidak Baik
Tinggi tempat
0-400 m dpl
0-400 m dpl
0-400 m dpl
0-400 m dpl
Topografi
Datar Berombak
Bergelombang
Berbukit
Curam
Lereng (%)
0-15
16-25
25-36
> 36
Solum (cm)
> 80
80
60-80
> 60
Kedalaman air (cm)
> 80
60-80
50-60
40-50
Tekstur
Lempung2 liat
Liat berpasir
Pasir Lempung Liat
Pasir
Bahan organik (cm)
5-10
5-10
5-10
> 5
Keadaan batuan
Dalam
Dalam
Dalam
Menghambat akar
Erosi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sedikit
Drainase
Baik
Agak baik
Agak baik
Agak baik
Banjir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sedikit
Pengaruh pasang surut
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sedikit

0 komentar:

Posting Komentar