BAB II
PEMBAHASAN
1. Pembentukan Gamet (Gametogenesis)
Proses pembentukan gamet atau sel
kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu
mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi
proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan
sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia
menggunakan proses pembelahan meiosis.
Seperti yang sudah kita ketahui
bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis
dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang / 46 kromosom,
sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n)
yaitu 23 kromosom. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis,
|
1.1 Spermatogenesis
|
Sel sperma yang bersifat haploid (n)
dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan
spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam
tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
1.
Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada
usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi
dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon
testosteron.
2.
Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis
untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
3.
Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing
disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk
menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang
berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
4.
Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan
dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer.
Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas
22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
5.
Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis
untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23
kromosom.
6.
Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang
tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan
proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
§
Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
§
LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron
memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
§
FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
§
Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
1.2 Oogenesis
|
Oogenesis merupakan proses pematangan
ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan
jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu
menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak prosesnya lebih
lanjut:
1.
Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup
dalam folikel di ovarium.
2.
Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46
kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang
ukurannya tidak sama.
3.
Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang
bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang
lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
4.
Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama
yang kemudian membelah lagi.
5.
Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba
Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan
meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi
dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak
terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis
diulang kembali.
6.
Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder
menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan
ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu
juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7.
Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk
sel zygot yang bersifat dipoid (2n).
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya, Pada wanita usia reproduksi
terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium.
Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan
LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium
sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk
menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan
folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami
sajikan pada makalah ini tidak lah luput dari apa itu pengertian dari Gametogenesis
adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet
terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina
(ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel
yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk
menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel
tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru
melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu
pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom,
contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses
reproduksi manusia. Dari pengertian di atas dapat kita lihat terdapat dua gamet
diantaranya yaitu Spermatogenesis
dan Oogenesis, berikut beberapa
uraian singkat mengenai kedua hal tersebut.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa
(tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu
testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang
bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel
terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus
seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia
terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk
membentuk sperma.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam
ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut
oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak
di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan
ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk
dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan
oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah
secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut
berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan
sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa
pubertas.
B. Saran
Untuk
para pembaca sudilah kiranya untuk memberikan berbagai saran dan masukan serta
kritikan yang membangun agar kelak makalah kami ini dapat dibuat dengan lebih
baik lagi.
Untuk
kesekian kalinya saya mengucapkan terima kasih dan rasa hormat saya pada
pembaca sekalian yang sudi untuk membaca makalah ini, terutama pada Ibu Siti
Khuzaimah dosen pengampu mata kuliah Embriologi Hewan agar sudi lah untuk
memberi kritikan dan masukan pada kami baik itu dalam persentase maupun dalam
makalah ini. Yang pastiny banyak sekali kekurangan dan kesalahan, karena kami
hanya lah manusia yang tidak lah luput dari khilaf dan dosa. Maka dari itu
alangkah baiknya segala kritikannya dapat dilontarkan pada kami secara langsung
agar untuk hari-hari berikutnya makalah kami jauh lebih baik dari makalah kali
ini
Mungkin
cukup sekian pembahasan yang dapat kami tuangkan, selebihnya pembaca sekalian
dapat mencari lebih jauh lagi dengan literatur lebih banyak lagi dengan nara
sumber yang lebih baik dari kami karena kami rasa kami ini menggunakan nara
sumber yang sangat minim diakibatkan sumber-sumber referensi yang masih kurang
dan lebih berpatokan pada internet wassalammua’laikum wr.wb
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar