Kamis, 23 Oktober 2014

Makalah tentang pembentukan gamet ( gametogenesis )

Standard

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pembentukan Gamet (Gametogenesis)
Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia menggunakan proses pembelahan meiosis.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang / 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis,
{gambar 1: Gametogenesis}
 
http://ilmukeperawatan.files.wordpress.com/2008/06/gametogenesis1.jpg?w=257&h=300
1.1 Spermatogenesis
{gambar 2: Spermatogenesis}
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7aYKgQY5LFSIWgg4apUqzvLfQ1WanaFIWG0LxoH5F4H8f8fqs3RWHcAFf4mM_lQsE0le3QnNO77OvzZ5Rcb0mbuUaDm2MtaAe8kl_yYjzHdKgdvS-ovhdRv8pzQm9gNNLCbHRziuVaaGP/s200/Spermatogenesis+pembentukan+sperma.jpg
Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
1.         Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
2.         Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
3.         Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
4.         Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
5.         Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
6.         Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
§   Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
§   LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
§   FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.   
§   Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
1.2 Oogenesis
{Gambar 3: Oogenesis}
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizLz6I9g6b8V5WpvRdwNSvrQPqVgPSMqlqhiktkhtTMlnL-DmkSJckFBKgvZWTflMz0q5jTvlmSdOPNHy4jf0AvA6VsqixmAEmAi2aLC9GjSdWIwImJ2UaGTtHUVDoBm863_MhIWN3TZ2G/s200/oogenesis+pembentukan+sel+telur+ovum.jpg
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak prosesnya lebih lanjut:
1.         Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2.         Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3.         Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
4.         Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5.         Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
6.         Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7.         Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya, Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang  korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.











BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami sajikan pada makalah ini tidak lah luput dari apa itu pengertian dari Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia. Dari pengertian di atas dapat kita lihat terdapat dua gamet diantaranya yaitu Spermatogenesis dan Oogenesis, berikut beberapa uraian singkat mengenai kedua hal tersebut.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan.  Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas.







B.       Saran
Untuk para pembaca sudilah kiranya untuk memberikan berbagai saran dan masukan serta kritikan yang membangun agar kelak makalah kami ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi.
Untuk kesekian kalinya saya mengucapkan terima kasih dan rasa hormat saya pada pembaca sekalian yang sudi untuk membaca makalah ini, terutama pada Ibu Siti Khuzaimah dosen pengampu mata kuliah Embriologi Hewan agar sudi lah untuk memberi kritikan dan masukan pada kami baik itu dalam persentase maupun dalam makalah ini. Yang pastiny banyak sekali kekurangan dan kesalahan, karena kami hanya lah manusia yang tidak lah luput dari khilaf dan dosa. Maka dari itu alangkah baiknya segala kritikannya dapat dilontarkan pada kami secara langsung agar untuk hari-hari berikutnya makalah kami jauh lebih baik dari makalah kali ini
Mungkin cukup sekian pembahasan yang dapat kami tuangkan, selebihnya pembaca sekalian dapat mencari lebih jauh lagi dengan literatur lebih banyak lagi dengan nara sumber yang lebih baik dari kami karena kami rasa kami ini menggunakan nara sumber yang sangat minim diakibatkan sumber-sumber referensi yang masih kurang dan lebih berpatokan pada internet wassalammua’laikum wr.wb


DAFTAR PUSTAKA
















0 komentar:

Posting Komentar