KEANEKARAGAMAN HAYATI
Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan. Pada
lingkungan terdapat faktor abiotik yang mempengaruhinya, seperti topografi,
geologi, dan iklim. Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik
yang berbeda memberi kemungkinan adanya keanekaragaman hayati. Hewan dan
tumbuhan yang hidup di darat berbeda dengan yang hidup di perairan. Perbedaan
itu misalnya pada warna, bentuk dan ukuran. Perbedaan tersebutlah yang
menimbulkan keanekaragaman. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman dapat
disebabkan oleg faktor gen.
1. Berbagai tingkat keanekaragaman hayati
a. Keanekaragaman gen
Keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarindividu yang
masih berada dalam tingkat spesies yang sama. Contohnya : kelapa macamnya yaitu
kelapa gading; kopyor; hidrid; dan kelapa hijau, mangga macamnya mangga tali
jiwo; gadung; golek; dan arumanis, padi macamnya padi IR; sedani; wulu; dan
kapuas.
b. Keanekaragaman jenis
Keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarspesies, lebih
mudah diamati karena perbedaan lebih menyolok. Contohnya : variasi famili
Palmae antara lain kelapa; siwalan; aren dan pinang, variasi famili Graminae
antara lain padi, gandum, tebu, dan jagung.
c. Keanekaragaman Ekosistem
Dari semua variasi yang ada pada setiap tingkat jenis akan
mempunyai tempat hidup yang berbeda, tempat hidup ini akan membentuk ekosistem
yang berbeda pula. Contohnya : kelapa ekosistemnya di daerah pantai, siwalan
ekosistemnya di daerah kering, aren ekosistemnya di daerah rawa.
2. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati telah banyak dipelajari oleh menusia
sejak zaman dahulu. Hal tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan
sandang dan pangan juga untuk keperluan pengobatan suatu penyakit. Manfaat
mempelajari keanekaragaman hayati antara lain:
a. mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan
manusia
b. mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup
c. mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis
d. mengetahui kekerabatam antar makhluk hidup
e. mengetahui manfaat keanekaragaman dalam mendukung
kelangsungan hidup manusia
3. Mempelajari keanekaragaman hayati tanpa dan dengan cara
klasifikasi
Bila kita mempelajari keanekaragaman hayati tanpa
klasifikasi, akan memungkinkan terjadinya kerancuan pengertian dalam menunjuk
suatu jenis makhluk hidup, misalnya burung gereja di Belanda musch, di Inggris
house sparrow, di Amerika english sparrow, di Spanyol gorrion, di Jerman
hausspreling. Bahkan dalam satu negara sering dijumpai spesies hewan atau
tumbuhan memiliki nama daerah berbeda-beda, misalnya burung merpati di Jawa
Tengah doro, di Madura dere, di Bali kedis dedare, dan di Jawa Barat japati.
Namun, bila kita mempelajari keanekaragaman hayati dengan klasifikasi, maka
akan memperoleh kemudahan dan keseragaman dalam menunjuk suatu jenis.
4. Keanekaragaman hayati di Indonesia
Indonesia memiliki kodisi fisik (lingkungan abiotik) yang
sangat bervariasi, sehingga menuntut hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya
untuk beradaptasii dengan cara yang berbeda-beda agar dapat bertahan hidup.
Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi menjadikan Indonesia kaya
akan hewan dan tumbuhan. Lingkungan abiotik dan biotik yang khas menyebabkan
munculnya makhluk hiidup yang khas pula. Bahkan ada tanaman-tanaman dan hewan-hewan
tertentuu yang hidup di daerah-daerah tertentu pula, contohnya burung
Cenderawasih di Irian jaya, burung Maleo di Sulawesi, Komodo di Pulau Komodo,
Bunga Bangkai di Sumatra.
0 komentar:
Posting Komentar