Rabu, 17 September 2014

Makalah Tentang Organ Reproduksi Tumbuhan

Standard
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Setiap tumbuhan memiliki organ reproduksi yang digunakan untuk memperbanyak dirinya. Lain halnya dengan manusia dan hewan, organ reproduksi pada tumbuhan memiliki struktur, bentuk dan fungsi yang berbeda-beda pula. Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi. Siklus hidup pada tumbuhan pun mengalami perbedaan. Lumut mengalami siklus hidup
diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung pada gametofit.
 Oleh sebab itu, pada makalah kami kali ini akan membahas tentang struktur organ reproduksi tumbuhan dan siklus hidup tumbuhan.

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah-masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagaimanakah struktur organ reproduksi pada tumbuhan?
2.         Apa yang dimaksud dengan reproduksi vegetatif alami dan vegetatif buatan?
3.         Bagaimanakah siklus hidup tumbuhan lumut?
C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimanakah struktur organ reproduksi tumbuhan.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan reproduksi vegetatif alami dan vegetatif buatan.
3.      Untuk mengetahui siklus hidup tumbuhan lumut.










BAB II
PEMBAHASAN
A. Organ Reproduksi Pada Tumbuhan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie7-vYUzxU_vbX6UdIjw5G3DPtrfXlFo8MSJq41EuiXKHzHKR5JOODWySThyphenhyphenXiBTQeAIKUlnFAU2oel1ofoLhnN0R4J5NmmhiS57U01Ak_W_uUp1CWr6wJyD75vO_ldk5na5AZ_Vt_oCk/s320/11.jpg
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).
B. Reproduksi Vegetatif Alami dan Vegetatif Buatan
Reproduksi vegetatif atau aseksual adalah perkembangbiakan secara tidak kawin, individu baru berasal dari bagian-bagian tubuh induknya. Reproduksi vegetatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.
 Vegetatif Alami
Jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif alami pada tumbuhan adalah sebagai berikut:
a) Membelah diri atau pembelahan biner
Perkembangbiakan dengan membelah diri adalah satu sel induk membelah menjadi dua atau lebih sel anak. Setiap sel anak tumbuh menjadi individu baru. Sel anak sama dengan sel induk. Contohnya adalah pembelahan biner pada ganggang biru.
b) Spora
Individu baru terbentuk dari spora yang dihasilkan oleh induknya. Tiap spora bisa tumbuh menjadi individu baru. Perkembangbiakan dengan spora terjadi pada alga, jamur, lumut, dan paku-pakuan.
c) Stolon atau geragih
Stolon adalah cabang yang tumbuh mendatar di atas permukaan tanah. Contohnya, stroberi, rumput teki, dan daun kaki kuda.
d) Umbi
Umbi adalah bagian tanaman yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
ü  Umbi akar
Umbi akar adalah akar yang tumbuh membesar dan beberapa tempat pada umbi tersebut terdapat calon tunas yang dapat tumbuh menjadi individu baru. Contoh: ubi.
ü  Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh membesar. Contoh: wortel, lobak, dan bit.
ü  Umbi lapis
Merupakan modifikasi dari pelepah daun yang tersusun rapat membentuk umbi. Pada setiap ketiak lapisan terdapat calon tunas. Bagian dasar umbi yang berbentuk cakram merupakan modifikasi dari batang. Contoh: bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay.
e) Rimpang atau akar tinggal
Akar tinggal disebut juga rhizoma, yaitu batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah. Contoh: kunyit, jahe, kencur, dan temu lawak.
f) Tunas
Tunas adalah tumbuhan yang tumbuh dari batang yang berada di dalam tanah. Umumnya, individu baru tumbuh tidak jauh dari induknya sehingga tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu, dan tebu.
g) Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuhnya tidak pada batang, misalnya di daun. Contoh: cocor bebek, cemara, dan sukun.
Vegetatif Buatan
Vegetatif buatan terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:
1)        Mencangkok, hanya bisa dilakukan pada tumbuhan yang berkambium (dikotil). Contoh: jeruk, mangga, belimbing, dan jati.
2)        Menyambung atau mengenten, dengan tujuan menyambung dua jenis tanaman yang berbeda sifatnya, biasanya dilakukan pada pucuk tanaman. Contoh: singkong karet dengan singkong biasa.
3)        Menempel atau okulasi, yaitu menggabungkan dua jenis tanaman yang berbeda sifatnya dengan menggunakan lapisan kulitnya (pada mata tunas). Contoh: jeruk bali dengan jeruk limau.
4)        Stek, yaitu cara memperbanyak tanaman dengan menggunakan potongan-potongan dari bagian tubuh tanaman, baik akar, batang, atau daun. Contoh: tebu, tanaman bunga, dan singkong.
5)        Merunduk, yaitu membengkokkan cabang atau ranting tanaman ke bawah. Contoh: alamanda dan apel.
C. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1_0Xbra4Bjkl45RjuIQVxlkxYBr1CecO20KUqdwWRgSja_Li8V65VMTgI0aEL_YFHKTGSP1D1HWQ1d5XxZIO0oPTMyPjYuw3lvm0aSFc6a-XMM9MEv8AWpDEEPNJyAnZQr52go_gXEUs/s320/Gambar-6.3-Siklus-hidup-Bryophyta.-Pada-siklus-hidupnya-terjadi-pergiliran-antara-fase-sporofit-fase-gametofit.-300x281.jpgLumut mengalami siklus hidup
diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung pada gametofit.
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya (Mishler et al., 2003).
Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous) (Gradstein, 2003).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap (Hasan dan Ariyanti, 2004).







BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
§   Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan.
§   Reproduksi vegetatif atau aseksual adalah perkembangbiakan secara tidak kawin, individu baru berasal dari bagian-bagian tubuh induknya.
§   Reproduksi vegetatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.
§   Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik degngan pergantian generasi heteromorfik.
B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang organ reproduksi tumbuhan dan siklus hidup tumbuhan itu sendiri, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini bisa memperoleh wawasan dan pengetahuan yang baru. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
ü  Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari: Biology. 5th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga.
ü  Mader, S.S. 2004. Biology. Boston: McGraw-Hill.
ü  Pratiwi, D.A., dkk. 2006, Biologi. Jakarta: Erlangga.
ü  http://www.cartage.org.lb
ü  http://www.flmnh.ufl.edu/flowerpower/
ü  http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html#.VDX5JVHNTIU

0 komentar:

Posting Komentar