Kamis, 08 Januari 2015

ringkasan materi tentang alat -alat indra

Standard

Nama              : Valentinus Nino Riadi
NIM                : 12.08.05.1202
MaKul            : AnFisMan
Dosen              : Florentina Esti Wahyuni



ALAT INDRA MANUSIA

Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan sekitar. Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit).
Kelima alat indera ini berfungsi dengan baik jika:
ü saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik,
ü otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik
ü alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya
A.      Mata
Alat indra yang peka terhadap cahaya. Bagian depan mata dilindungi oleh alis, kelopak mata, dan kelenjar air mata
Bagian-bagian bola mata :
1.      Lapisan luar (sklera), berwarna putih. Sklera membentuk kornea, yaitu lapisan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi selaput tipis yang disebut kongjungtiva.
2.      Lapisan tengah (koroid), berwarna gelap, banyak mengandung pembuluh darah. Dibagian depan selaput ini terdapat iris (bagian tengahnya berlubang yang disebut pupil). Dibelakang iris terdapat lensa mata
3.      Lapisan paling dalam (retina), mengandung reseptor yang peka terhadap cahaya. Bagian yang paling peka terhadap cahaya disebut bintik kuning (fovea). Pada retina juga terdapat bintik buta, yaitu tempat keluarnya saraf mata menuju ke saraf pusat.
Proses melihat :
Syarat agar kita bisa melihat :
1.      Ada cahaya yang dipantulkan dari benda ke mata
2.      Mata harus dalam keadaan sehat dan normal, yang berarti serabut-serabut saraf dan saraf pusat pengolahan rangsang bekerja dengan baik
Gangguan pada mata :
Orang yang memiliki mata normal disebut emetropi. Macam-macam gangguan pada mata :
1.      Rabun jauh (miopi), disebabkan bola mata terlalu panjang atau lensa mata sangat cembung sehingga bayangan benda jatuh pada bintik kuning diretina. Dapat dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa cekung  (-)
2.      Rabun dekat (hipermetropi), karena bola mata terlalu pendek atau lensa mata terlalu pipih sehinggaa bayangan benda jatuh di belakang bintik kuning di retina. Dapat dibantu dengan kacamata berlensa cembung (+)
3.      Rabun jauh dan dekat (presbiopi), karena otot penggerak lensa mata telah mengendur sehingga daya akomodasinya berkurang. Dapat dibaantu dengan kacamata berlensa (-) dan (+)
4.      Rabun senja (rabun ayam) penderita tidak dapat melihat benda jika cahaya redup karena kekurangan vitamin A
5.      Buta warna, penderita tidak bisa atau sulit membedakan warna merah, biru, dan hijau
6.      Astigmatisme (mata silindris) penglihatan cenderung kabur,. Dapat dibaantu dengan kacamata berlensa slindris
7.      Katarak (bular mata), lensa mata menjadi keruh (rata-rata karena faktor usia)
B.     Telinga
Indra pendengar yang peka terhadap rangsangan gelombang bunyi. Telinga manusia dapat mendengar gelombang pada frekuensi 20-20.000 Hz.
Bagian-bagian telinga
Telinga bagian luar
Terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan membran timpani (gendang telinga)
Telinga bagian tengah
Telinga tengah berhubungan rongga mulut melalui pembuluh Eustachius.  Terdapat tiga macam tulang pendengaran, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi
Telinga bagian dalam
Terdiri dari koklea dan tiga saluran setengah lingkaran, koklea berisi cairan limfa. Tiga saluran setengah lingkaran berisi cairan endolimfa.
Proses Mendengar :
1.      Gelombang bunyi merambat di udara
2.      Bunyi ditangkap oleh daun telinga, masuk ke saluran telinga dan menggetarkan gendang telinga
3.      Getaran pada gendang teling diteruskan oleh tulang pendengar
4.      Tingkap oval bergetar
5.      Cairan limfa di saluran sebelah atas rumah siput bergetar
6.      Getaran merangsang sel-sel sensoro pada membran
7.      Ujung saraf meneruskan impuls ke pusat pendengar otak
8.      Pusat pendengar akan mengolah getaran dan membuat kita mendengar
Gangguan Pada Telinga :
Terjadi karena menumpuknya kotoran telinga (serumen), benda asing, tumor, kelainan pada tulang sanggurdi (otoklerosis), infeksi telinga (otitis), akibat penuaan, atau mendengar suara yang amat keras
C.   Hidung
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau  atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung.


Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut.
1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainan- kelainan itu antara lain sebagai berikut.
1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang.
D.   Lidah
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap makanan, walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
Tabel Letak kuncup pengecap rasa pada lidah
Rasa
Letak Kuncup Pengecap
Manis
Ujung lidah
Asin
Samping lidah pada bagian ujung
Asam
Samping lidah pada bagian pangkal
Pahit
Pangkal lidah
Pada saat kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.
E.   Kulit
Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada  kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Tabel Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya
Ujung saraf berselaput
Rangsangan
Korpuskel pacini
Tekanan
Korpuskel ruffini
Panas
Korpuskel krause
Dingin
Korpuskel meissner
Sentuhan
Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainankelainan pada kulit antara lain sebagai berikut.
1.      Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2.      Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.



0 komentar:

Posting Komentar