Nama : Valentinus Nino Riadi
NIM : 12.08.05.1202
MaKul :
AnFisMan
Dosen :
Florentina Esti Wahyuni
ALAT INDRA MANUSIA
Tubuh manusia mempunyai indera yang
berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan
sekitar. Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca
indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran
dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera
pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit).
Kelima
alat indera ini berfungsi dengan baik jika:
ü saraf-saraf yang
berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik,
ü otak sebagai
pengolah informasi bekerja dengan baik
ü alat-alat indera
tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya
A. Mata
Alat indra
yang peka terhadap cahaya. Bagian depan mata dilindungi oleh alis, kelopak mata, dan kelenjar air mata
Bagian-bagian bola mata :
1. Lapisan luar (sklera), berwarna putih. Sklera membentuk kornea,
yaitu lapisan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata.
Kornea dilindungi selaput tipis yang disebut kongjungtiva.
3. Lapisan paling dalam (retina), mengandung reseptor yang peka terhadap cahaya.
Bagian yang paling peka terhadap cahaya disebut bintik kuning (fovea). Pada retina juga terdapat bintik buta, yaitu tempat keluarnya
saraf mata menuju ke saraf pusat.
Proses melihat :
Syarat agar
kita bisa melihat :
1. Ada cahaya yang dipantulkan dari
benda ke mata
2. Mata harus dalam keadaan sehat dan
normal, yang berarti serabut-serabut saraf dan saraf pusat pengolahan rangsang
bekerja dengan baik
Gangguan pada mata :
Orang yang
memiliki mata normal disebut emetropi.
Macam-macam gangguan pada mata :
1. Rabun jauh (miopi), disebabkan bola
mata terlalu panjang atau lensa mata sangat cembung sehingga bayangan benda
jatuh pada bintik kuning diretina. Dapat dibantu dengan menggunakan kacamata
berlensa cekung (-)
2. Rabun dekat (hipermetropi), karena
bola mata terlalu pendek atau lensa mata terlalu pipih sehinggaa bayangan benda
jatuh di belakang bintik kuning di retina. Dapat dibantu dengan kacamata
berlensa cembung (+)
3. Rabun jauh dan dekat (presbiopi),
karena otot penggerak lensa mata telah mengendur sehingga daya akomodasinya
berkurang. Dapat dibaantu dengan kacamata berlensa (-) dan (+)
4. Rabun senja (rabun ayam) penderita
tidak dapat melihat benda jika cahaya redup karena kekurangan vitamin A
5. Buta warna, penderita tidak bisa
atau sulit membedakan warna merah, biru, dan hijau
6. Astigmatisme (mata silindris)
penglihatan cenderung kabur,. Dapat dibaantu dengan kacamata berlensa slindris
7. Katarak (bular mata), lensa mata
menjadi keruh (rata-rata karena faktor usia)
B. Telinga
Indra
pendengar yang peka terhadap rangsangan gelombang bunyi. Telinga manusia dapat
mendengar gelombang pada frekuensi 20-20.000 Hz.
Bagian-bagian telinga
Terdiri dari daun telinga, lubang
telinga, dan membran timpani (gendang telinga)
Telinga bagian tengah
Telinga tengah berhubungan rongga
mulut melalui pembuluh Eustachius. Terdapat
tiga macam tulang pendengaran, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi
Telinga bagian dalam
Terdiri dari koklea dan tiga saluran
setengah lingkaran, koklea berisi cairan limfa. Tiga saluran setengah lingkaran
berisi cairan endolimfa.
Proses Mendengar :
1. Gelombang bunyi merambat di udara
2. Bunyi ditangkap oleh daun telinga,
masuk ke saluran telinga dan menggetarkan gendang telinga
3. Getaran pada gendang teling
diteruskan oleh tulang pendengar
4. Tingkap oval bergetar
5. Cairan limfa di saluran sebelah atas
rumah siput bergetar
6. Getaran merangsang sel-sel sensoro
pada membran
7. Ujung saraf meneruskan impuls ke
pusat pendengar otak
8. Pusat pendengar akan mengolah
getaran dan membuat kita mendengar
Gangguan Pada Telinga :
Terjadi karena menumpuknya kotoran telinga (serumen),
benda asing, tumor, kelainan pada tulang sanggurdi (otoklerosis), infeksi
telinga (otitis), akibat penuaan, atau mendengar suara yang amat keras
C. Hidung
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan
berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung
terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel
pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi
oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian
atap rongga hidung.
Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai
berikut.
1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel
saraf.
Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk
rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik,
tetapi kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau manusia
adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat sedikit. Beberapa
hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena mempunyai reseptor
pembau lebih banyak.
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas
ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan
dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus
pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan
diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang
atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau
mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya
kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu
membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulubulunya supaya penciuman
kita tidak terganggu.
Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan.
Kelainan- kelainan itu antara lain sebagai berikut.
1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan
tersumbatnya rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap
berkurang.
D. Lidah
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan
berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya
dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan
rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan.
Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap
merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah.
Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di
dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu
bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel
penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan
daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi terhadap suatu rasa
mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan
lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam,
dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan
sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan berkombinasi dengan
pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu sakit pilek (fungsi
penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap makanan, walaupun
sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
Tabel Letak kuncup pengecap rasa pada lidah
Rasa
|
Letak Kuncup Pengecap
|
Manis
|
Ujung lidah
|
Asin
|
Samping lidah pada bagian ujung
|
Asam
|
Samping lidah pada bagian pangkal
|
Pahit
|
Pangkal lidah
|
Pada saat kita makan sambal, kita sering merasakan
kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap.
Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan menyebabkan
timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh makan atau minum
sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan
orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering
terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.
E. Kulit
Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis
terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau
sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada
pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung
saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang
berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu
lihat dalam tabel berikut.
Tabel Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya
Ujung saraf berselaput
|
Rangsangan
|
Korpuskel pacini
|
Tekanan
|
Korpuskel ruffini
|
Panas
|
Korpuskel krause
|
Dingin
|
Korpuskel meissner
|
Sentuhan
|
Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga
terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan
kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada
orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai
reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai
alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba
ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah
kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan
berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya
untuk membaca huruf Braille.
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan.
Kelainankelainan pada kulit antara lain sebagai berikut.
1. Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar
sebasea terutama di daerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat
terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi
hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea.
Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan media yang
cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2. Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan
kulit yang biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh,
dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut,
dan lainlain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar