Senin, 26 Mei 2014

sistem integumen ( kulit ) pada vertebrata

Standard

Kata pengantar
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa,atas anugerahnya yang telah dilimpahakan,sehingga tugas ini bisa selesai tepat pada waktunya.kami berharap makalah ini yang mana dengan materi khusus yaitu,sistem integumen pada hewan vetebrata dan dapat bermanfaat untuk manambah wawasan dan labih mandalami pengetahuan tantang integumen pada hewan vetebrata.
            Saya mangucapkan terima kasih kepada bapak Yakobus Bustami,selaku dosen pengampu.saya manyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pambaca.akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.







                                                                                                           




                                                                                                            Sintang 18 Maret 20013

                                                                                                                        penulis
DAFTAR  ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A.Latar Belakang .....................................................................................................................
B.Rumusan Masalah.................................................................................................................
C.Tujuan Masalah.....................................................................................................................
BAB  II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A.Fisiologi sistem integumen....................................................................................................
B. Fungsi kulit...........................................................................................................................
C.Derivat kulit.......................... ................................................................................................
D .Integumen Pada Ikan............................................................................................................
E.Kulit.......................................................................................................................................
F.Lendir.....................................................................................................................................
g.Sisik........................................................................................................................................
H.Pewarnaan ............................................................................................................................
I.Organ Cahaya..........................................................................................................................
J.Kelenjar Beracun.....................................................................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................................
A.Kesimpulan............................................................................................................................
B.Saran......................................................................................................................................
Daftar pustaka.........................................................................................................................





BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
         Integumen(Kulit) merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya, menjadi pucat, kekuning-kuningan kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena penyakit tertentu.
 Sistem Integumen terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat – derivatnya.gigi pada ikan hiu,scute,keel dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari sisik
B .Rumusan Masalah
            1.Apa yang dimaksud dengan sistem integumen  ?
            2.Apa fungsi dari sistem integumen pada hewan vetebrata ?
            3.ikan –ikan apasaja yang memiliki kelenjar beracun ?
            4.Apa saja golongan ikan yang dapat mengeluarkan sumber cahaya ?
            5.Bagaimana bentuk,ukuran,warna pada hewan vetebrata ?

C. Tujuan Masalah
            1.Untuk mengetahui pada pilum chordata apa tipe pada sistem integumen
2.Untuk mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi kehidupan termasuk pelindung  pada musuhnya
3.Utuk mengetahui lapisan apa saja pada hewan vetebrata
4.Untuk mengetahui lapisan dermis pada ikan yang bersisik
5.Untuk mengetahui sisik apa saja yang ditemukan pada golongan ikan teleostei



BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM INTEGUMEN
A. Fisiologi Sistem Integumen
Integumen(Kulit) merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan.
Kulit melepisi bagian luar tubuh,tumbuh dari 2 macam jaringan yaitu epitel dan pengikat penunjang.epitel menumbuhkan lapisan epidermis (kulit luar)sedangkan jaringan pengikat penunjang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam jangat.
 Epidermis tumbuh terus ,karena lapisan sel induk yang berada dilapisan terbawah bermitosis terus. Lapisan terluar epidermis nanti akan dikelupas atau gugur.epedermis dibina sel-sel epidermis ,dermis dibina terutama atas serat kolagen ,sedikit serat elastis.
B.Fungsi Kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu:
a. Fungsi proteksi (melindungi). Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
b. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.
c. Fungsi absorbsi (menyerap). Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
d.  Fungsi kulit sebagai pengatur panas (regulasi) Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi ekstra cairan karena itu kulit bayi tampak lebih edema karena lebih banyak mengandung air dan natrium.
e. Fungsi ekskresi. Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
f. Fungsi persepsi. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
g. Fungsi pembentukan pigmen. Set pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
h. Fungsi keratinisasi. Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik.
i. Fungsi pembentukan vitamin D. Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
C.Derivat kulit
 Ada 2 golongan derivat kulit menurut tektur dan ontogeninya :
1.bahan tanduk (keratin)
2.bahan tulang (osein)
Derivat berbahan tanduk dihasilkan atau tumbuh dari epidermis,sedangkan derivat berbahan tulang dihasilkan atau tumbuh dari dermis,Derivat epidermis banyak yang membenam kedermis,meski pertumbuhanya berasal dari epidermis juga.bahan tulang selain mengandung protein osein,juga mengandunng garam mineral,terutama dari senyawa Ca dengan karbonat dan fosfat.
Derivat berbahan tanduk seperti bulu,kuku,paruh,sisik,duri,tanduk,cula,taji.
Derivat berbahan tulan seperti sisik,rangka luar,gigi,bagian dalam tanduk.
Sisik ada yang berbahan tanduk,seperti terdapat pada sisik reptillia,buruing dan beberapa mamalia (tenggiling) ada pula jenis sisik berbahankan tulang seperti didapat pada sisik ikan elasmo branchii dan teloestei.
Tanduk pun ada yang berbahnkan tulang semata ,dan hanya diselaputi kulit di luarnya,seperti dimiliki ruas.adapula tanduk berbahan kan gabungan antara tanduk dan tulang tanduk sebelah luar ,tulang sebelah dalam,seperti dimiliki sapi ,kerbau, dan domba.
Bulu ada 2 macam yaitu plumae dan pili. Plumae adalah blu burung,dan pili adalah bulu mamalia.plumae adalah anyaman bulu halus membentuk helaian.pili tdaklah berbentuk helaian ataupun anyaman bulu –bulu halus.tapi merupakan struktur tunggal dan tumbuh tegak dari permukaan kulit.
D. integumen pada ikan
Sistem Integumen terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat – derivatnya.gigi pada ikan hiu,scute,keel dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari sisik.sisitem integumen pada ikan,memiliki beberapa fungsi antara lain :pelindung terhadap gangguan mekanis,fisis ,organis atau penyesuaian diri terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan ya,termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya,kulit juga di gunakan sebagai alat eksresi  dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu.

A.KULIT
Pada phylum chordata dikenal dua tipe dasar dari integumen ,yaitu tipe invertebrata dan tipe vetebrata.tipe ada sekalian hewan vetebrata terdiri dari beberapa lapisan,dengan dua lapisan utama ,yaitu lapisan luar yang di sebut epidermis dan lapisan dalam yang di sebut dermis.
Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel –sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya .epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan.


Gambar 1. Struktur kulit ikan (Walker and liem ,1994 )
 Integumen pada hewan merupakan lapisan protektif yang menjaga lalu lintas air dan zat –zat yang terlarut di dalamnya secara bebas.epedermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang di sebut stratum germinativum (lapisan malphigi ).
Lapisan ini sangat giat dalam melakukan pembelahan untuk menggantikan sel –sel bagian luar yang lepas untuk persendian pengembangan tubuh.
Dermis yang di dalamnya terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat memiliki struktur yang lebih tebal dan sel –sel yang susunanya lebih kompak dari pada epidermis.
Derivat-derivat kulit juga di bentuk dalam lapisan ini.lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik, dan derivat –derivat kulit lainya.

B. LENDIR
Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih banyak dan tebal di banding dengan ikan yang bersisik.ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan dipengaruhi oleh kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak didalam epidermis.
Kelenjar ini akan memperoduksi lendir lebih banyak pada saat tertentu,misalnya pada saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya atau genting dibanding pada saat keadaan normal.lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ia dapat berenang dengan lebih cepat ,mencegah infeksi  dan menutup luka,berperan dalam osmoregulasisebagai lapisan semipermeabel yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit. pada beberapa ikan.tertentu menggunakan lendir sebagai perlindungan pada saat terjadi kekeringan,misalnya ikan paru-paru (protopterus)yang panas dengan membungkus tubuhnya dengan lendir hingga musim penghujan tiba.beberapa ikan yang menggunakan lendirnya untuk melindunggi telur dari gangguan luar,misalnya anggot adari genus Trichogaster.
 
C. SISIK
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaiman akehidupan ikan tersebut.sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam,yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar,sisik cycloid dan ctenoid merupakan sisik yang kecil,tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut.
Umunya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut,sedangkan ikan –ikan yang hidup diperairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. .Sisik scycloid berbentuk bulat,pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik ctenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar.Ikan yang bersisik keras clanoid ditemukan golongan ikan primitive,sedangkan pada ikan yang modern,kekerasan sisiknya sudah fleksibel.
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang di kandungnya.
Sisik dibuat di dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis.
Ada beberapa jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja.Seperti ‘’padlle fish’’,ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum ekor.Dan adapula yang hanya ditemukan sepanjang linea literatis.Ikan sidat(Anguila) yang terlihat seperti tidak bersisik,sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan di lapiisi lendir yang tebal.Didalamnya sisik ikan dibedakan menjadi lima jenis yaitu Placoid,Cosmoid,Ganoid,
Cycloid dan Ctenoid.




Gambar 2 Type sisik placoid dan pada ikan hiu

Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (chondrichthyes)bentuk sisik
tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar.sisik macam ini  yang bulat atau bujur sangkar tediri dari keping basal yang terletaknya terbenam dibagian dermis kulit ,dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis.sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitivyang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes
yang terdiri atas lempeng dasar,tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulpa) berisikan pembuluh darah yang berasal dari dermis.sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinngga sering di sebut dermal dentine yang didalamya terdapat rongga pulpa 

Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari kelompok                            Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacamenamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhirisopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidakterdapat sel-sel hidup yang menutup permukaan.
Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae .



Gambar 3 Type sisik ganoid pada family
Latimeriidae (lobefins)

Sisik Ganoid
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudianlapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah danbagian atas. Ikan bersisik type ini adalah antara
lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan
Polyodontidae.



Gambar 4 Type sisik ganoid pada family
AAcipenseridae (sturgeons)

Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian posteriornya.
Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan.
Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan
susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh)
transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah
pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan
titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.


Gambar 5 Type sisik ctenoid


D. PEWARNAAN
Sel khusus yang memberikn warna pada ikan ada dua macam yaitu Iridocyte (leucophore dan guanophore) dan Chromatophora. Iridocyte dinamakan juga sel cermin karena mengandung bahan yang dapat memantulkan warna di luar
tubuh ikan. Warna pada ikan sangat dipengaruhi olehschemachrome (konfigurasi fisik) dan biochrome (pigmen pembawa warna). Schemachrome warna putih ditemukan pada rangka, gelembung renang, sisik dan testes; biru dan ungu pada iris mata; warna pelangi pada sisik, mata dan membrane anus. Sedangkan tergolong ke dalam biochrome adalah: Carotenoid (kuning, merah dan corak lainnya); chromolipoid (kuning sampai coklat); indigoid (biru, merah dan hijau); melanin (hitam dan coklat); flavin (fluoresensi kehijauhijauan);
purin (putih atau keperak-perakan); pterin (putih, kuning, merah dan jingga).

Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas mempunyai warna tubuh yang sederhana,
bertingkat dari keputih-putihan pada bagian perut, keperak-perakan pada sisi tubuh bagian
bawah sampai warna kebiru-biruan atau kehijauhijauan pada sisi atas dan kehitam-hitaman pada bagian punggungnya. Ikan yang hidup di daerah dasar, bagian dasar perutnya berwarna pucat dan bagian punggungya berwarna gelap. Misalnya pada kelompok ikan pari dan ikan sebelah. Ikan-ikan yang hidupnya di sekitar karang memiliki warna yang cerah dan
cemerlang misalnya ikan-ikan family Chaetodontidae, Achanturidae, Apogonidae dan
sebagainya. Pemiripan warna secara umum antara ikan dan latar belakangnya baik secara perlahan maupun cepat merupakan karakteristik dasar ikan untukmenyamai lingkungan atau habitat mereka berada. Ikan laut memiliki warna tubuh yang bertingkat, di bagian dorsal berwarna biru, bagian sisi keperak-perakan, dan putih di bagian perut. Perubahan warna sering terjadi berhubungan dengan kondisi lingkungan sepertisiang dan malam, musim dan keadaan habitat. Perubahan warna tersebut diatur oleh intraksi saraf dan hormon. Pewarnaan terpecah merupakan suatu upaya ikan untuk mengaburkan pandangan terhadap
tubuh ikan. Bila tubuh permukaan ikanmempunyai garis-garis warna atau corak kontras
yang tidak teratur, maka garis-garis tersebut akan cenderung mengaburkan pandangan hewan lain. Pada ikan kupu-kupu (Forcipinger longirostris ) yang hidup di daerah karang mampu memcahkan warna tubuhnya menjadi bentuk organ tubuh, warna demikian dipergunakan untuk memecah bentuk atau mengaburkan bentuk asli ikan.
Selain fungsinya sebagai penyamaran dan penyembunyian, pada beberapa ikan bentuk pewarnaannya justru cenderung sebagai pemberitahuan. Sejumlah anggota famili
Percidae yang terdapat di air tawar dan sejumlah famili yang ditemukan di laut memiliki corak warna yang terang dan cemerlang sebagaipengenalan seksual.

E. ORGAN CAHAYA
Cahaya yang dihasilkan ikan memiliki fungsi sebagai tanda pengenal individu yang sejenis, untuk mengikat mangsa, menerangi lingkungan,dan penciri ikan beracun. Umumnya ikan-ikan yang memiliki organ cahaya hidupnya pada daerah laut dalam (antara 300 – 1000 m ) dengan warna biru atau biru kehijau-hijauan yang biasa dikenal dengan bioluminescens. Namun telah ditemukan pula ikan laut yang hidup di perairan dangkal memiliki organ cahaya
seperti, ikan leweri batu (Photoblepharon palpebratus) dan ikan leweri air (Anomalops
katopron). Cahaya yang dikeluarkan berkedapkedip secara teratur yang dikendalikan oleh
organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong pigmen hitam di bawah mata.
Terdapat dua kelompok ikan berdasarkan sumber cahaya yang dikeluarkannya yaitu,
kelompok ikan yang cahaya dikeluarkan oleh sel pada kulit ikan itu sendiri (photophore =
potocyt) misalnya pada golongan elasmobranchii (Etmopterus, Benthobatis dan Spinax) dan pada golongan  ikan teleostei (Batrachoididae dan Stomiatidae). Kelompok kedua adalah ikan yang mengeluarkan cahaya dari bakteri yang bersimbiose dengannya, misalnya pada ikan-ikan family Monocentridae, Gadidae, Leognathidae,Serranidae dan Macroridae. Bakteri yang dapat mengeluarkan cahaya terdapat di dalam kantungkelenjar epidermis. Pemantulan cahaya yang dikeluarkan bakteri tersebut diatur oleh jaringan yang berfungsi sebagai lensa. Pada bagian yang berlawanan dengan lensa terdapat banyakpigmen yang berfungsi sebagai pemantul.Pemancaran cahaya yang dikeluarkan oleh
bakteri diatur oleh kontraksi pigmen yang berfungsi sebagai iris mata.
Pada ikan-ikan yang hidup di laut dalam,pengeluaran cahayanya mempunyai peranan
dalam pemijahan. Pada musim pemijahan, ikan jantan berusaha membimbing betina untuk
mencari tempat yang baik untuk memijah. Cahaya yang dikeluarkan memiliki kekuatan
panjang gelombang 400-600 mμ yang dapat menerangi sejauh 10 meter. Anglerfishes
(Linophyrin brevibarbis) yang terdapat di laut dalam mempunyai tentakel yang bercahaya.
Diduga pada tentakelnya mempunyai kultur bakteri yang terdapat pada kulitnya. Tentakel
yang ujungnya mempunyai jaringan jaringan yang membesar itu digosokkan di atas kultur bakteri tersebut, sehingga bakteri yang bercahaya terbawa oleh tentakel untuk menarik
perhatian mangsanya.

F. KELENJAR BERACUN
Kelenjar beracun pada ikan merupakan derivate dari kulit yang merupakan modifikasi kelenjar yang mengeluarkan lendir. Ikan-ikan yang kelenjar integumennya mengandung racun umumnya dipergunakan ikan untuk mempertahankan diri, menyerang dan mencari
makanan. Pada ikan lepu (Synanceia verrucosa dan Pterois volitans) memiliki alat beracun pada daerah jarijari keras sirip punggung, sirip dubur dan sirip perut. Umumnya ikan lepu ini tinggal di dasar perairan yang dangkal berpasir atau berkarang dan pada daerah terdapat vegetasi lamun. Gerakannya lamban dengan warna permukaan tubuh yang mirip dengan dasar perairan menyebabkan ikan ini sulit untuk dilihat. Beberapa jenis dari ikan memiliki racun yang dapat mematikan manusia, misalnya jenis Synanceia horrida. Pada ikan pari (Dasyatis) kelenjar racunnya terdapat pada duri di ekornya. Duri ini tersusun
dari bahan yang disebut vasodentine. Sepanjang kedua sisi duri tersebut terdapat
gerigi yang bengkok ke belakang. Duri tersebut ditandai oleh adanya sejumlah alur dangkal yang sepanjang tepi alur terdiri celah berupa jaringan kelabu “spongi”, lembut  meluas sepanjang celah yang berfungsi sebagai jaringan tempat dihasilkannya racun. Ikan baronang (Siganus) memiliki kelenjar beracun yang terdapat pada 13 jari-jari keras sirip punggung, 4 jari-jari keras sirip perut dan 7 jari-jari keras sirip dubur.



BAB 111 PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem integumen adalah organ yang paling luas permukaanya,yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap  bahaya bahan kimia.
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu:
1.      Fungsi proteksi (melindungi).
2.      Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air
3.      Fungsi absorbsi (menyerap).
4.      Fungsi kulit sebagai pengatur panas (regulasi) Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan.
5.      Fungsi ekskresi. Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.


C.Sistem integumen pada ikan

Sistem Integumen terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat – derivatnya.gigi pada ikan hiu,scute,keel dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari sisik.sisitem integumen pada ikan,memiliki beberapa fungsi antara lain :pelindung terhadap gangguan mekanis,fisis ,organis atau penyesuaian diri terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan ya,termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya,kulit juga di gunakan sebagai alat eksresi  dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu.

B.SARAN
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan untuk kita semua,terutama bagi yang membacanya.walaupun banyak kekurangan dan informasi yang kami dapat mudah-mudahan bisa menambah ilmu kita.





Daftar pustaka

Wheeler,l.2000.1993.sistem integumen.jakarta:Balai Pustaka.
Sukarno,et.dasar –dasar pendidikan sains.jakarta :bhatara,1981

integumen+pada+hewan+vertebrata&oq=makalah+sistem+integumen pada hewan vertebrata

1997.Sain:Biologi 2b SMU untuk  Kelas 2 Tengah Tahun Ke dua.Jakarta :Bumi Aksara

0 komentar:

Posting Komentar