Kamis, 29 Mei 2014

makalah tentang sistem ekskresi pada hewan vertebrata ( manusia )

Standard

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan berkat dan rahmat-NYA kepada kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah dengan judul “SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN VERTEBRATA ”.
 Dalam penulisan makalah ini kami bayak menerima bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini kami tidak lupa mngucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnnya kepada:
1.         Bapak Yakobus Bustami, S.Si, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Struktur Hewan
2.         Orang tua kami yang telah memberikan bantuan materiil dan spirtual.
            Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi.
            Semoga makalah ini bisa menjadi member tambahan pada hal yang terkait dengan Kepentingan Pendidikan Biologi, khususnya Struktur Hewan yang membahas Sistem Ekskresi.
      Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat Kami  harapkan dari pembaca guna peningkatan dan perbaikan pada pembuatan Makalah mendatang.

Sintang,12 Mei 2013
                                                             Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................   i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
Bab I  Pendahuluan
A.       Latar Belakang.....................................................................................    iii
B.        Perumusan Masalah.............................................................................    iv
C.        Tujuan penulisan..................................................................................    iv
Bab II Pembahasan
Sistem ekskresi pada hewan vertebrata.....................................................     1
A.       Sistem ekskresi pada manusia.............................................................     2
1.      Ginjal ..............................................................................................     2
a.      Struktur Ginjal.........................................................................     4
b.      Proses-Proses Didalam Ginjal.................................................
2.      Paru - Paru.....................................................................................     6
3.      Hati .................................................................................................
4.      Kulit ................................................................................................
B.     Sistem Ekskresi Pada Pisces................................................................     7
C.     Sistem Ekskresi Pada Amfibi..............................................................
D.    Sistem Ekskresi Pada Reptil................................................................
E.     Sistem Ekskresi Pada Aves..................................................................
F.      Sistem Ekskresi Pada Mamalia...........................................................

Bab III Penutup
A.       Kesimpulan...........................................................................................   20
B.        Kritik dan saran...................................................................................   21

Daftar Pustaka.............................................................................................   22

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat, selain itu ekskresi juga dapat diartikan sebagai proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya. Ekskresi merupakan proses yang ada pada semua bentuk kehidupan. Pada organisme bersel satu, produk buangan dikeluarkan secara langsung melalui permukaan sel. Sisa metabolisme yang mengandung nitrogen ialah amonia (NH3), urea dan asam urat. Bahan tersebut berasal dari hasil perombakan protein, purin, dan pirimidin.
Amonia dihasilkan dari proses deaminiasi asam amino. Amonia merupakan bahan yang sangat beracun dan merusak sel. Hewan - hewan yang mengekskresikan amonia disebut amonotelik.
Bagi hewan yang hidup di darat amonia menjadi masalah untuk kelangsungan hidupnya jika di timbun dalam tubuhnya. Karena itu pada hewan yang hidup di darat amonia segera di rubah di dalam hati menjadi persenyawaan yang kurang berbahaya bagi tubuhnya yaitu dalam bentuk urea dan asam urat.
Kebanyakan mamalia, amphibi dan ikan mengekskresikan urea dan hewan-hewan tersebut dapat disebut ureotelik. Urea mudah larut dalam air dan diekskresikan dalam cairan yang disebut urine. Pada pisces, amfibi, reptil, aves dan mamalia yang diekskresikan berbentuk padat bersama kotoran.
Air dalam urine pada hewan-hewaan tersebut diabsorbsi oleh tubuh untuk penghematan. Meskipun cara hidup dan habitat mempunyai organ penting pada ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen.
Organisme multiselular memiliki proses ekskresi yang lebih kompleks. Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari system eksresi?
2.      Bagaimana proses system eksresi pada hewan vertebrata?
C.    TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui arti dari system eksresi  dan Bagaimana proses system eksresi pada hewan vertebrata.




BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN VERTEBRATA
A.    SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.







Gbr. Alat-alat ekskresi pada manusia yang berupa
ginjal, kulit, paruparu, dan kelenjar keringat


1.      Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air,  mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan, serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
a.       Struktur Ginjal
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
Ø  Korteks(bagianluar)
Ø  Medulla(sumsumginjal)
Ø  Pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.



Gbr. Ginjal terletak di dorsal pinggang berjumlah sepasang



Gbr. Struktur dalam (anatomi) ginjal

Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.
b.      Proses – Proses di Dalam Ginjal
Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses meliputi filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
1)      Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.
2)      Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
3)      Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin.
Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin yaitu hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer.


Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut :
a)      Jumlah air yang diminum
Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.
b)      Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun.
c)      Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.



2.      Paru-paru (Pulmo)
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karena mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbC02).

3.      Hati ( Hepar )
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma menghasilkan empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin, dap dan biliverdin. Dap setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hasil pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal.
Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.

4.      Kulit ( Cutis )
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan.
Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh.




Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu: epidermis dan dermis.
a.      Epidermis (lapisan terluar) dibedakan lagi atas:
Ø  Stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas
Ø  Stratum Lusidum
Ø  Stratum granulosum yang mengandung pigmen
Ø  Stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar.
b.      Dermis
Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh darah, serabut saraf, serta otot penegak rambut.
Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler darah karena letaknya yang berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral ini akan dikeluarkan di permukaan kulit (pada pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap.
Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam. Jumlah ini akan berkurang atau bertambah jika ada faktor-faktor seperti berikut : suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan pada saraf simpatik.

B.     SISTEM EKSKRESI PADA PISCES ( IKAN )




Gambar : Sistem ekskresi pada ikan.
Sistem ekskresi pada hewan vertebrata selalu berhubungan dengan ginjal. Begitu pula sistem ekskresi pada ikan. Ikan memiliki ketersediaan air yang mencukupi dan dapat mengekskresikan limbah nitrogen tanpa merusak jaringan tubuh. Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal. Ginjal ini dilengkapi urethra, yang saluran keluarnya menyatu dengan saluran kelamin, sehingga disebut saluran urogenitalis.
Alat ekskresi ikan air laut dan ikan air tawar adalah sama yaitu ginjal. Hanya saja proses ekskresinya berbeda. Ikan air tawar bersifat hipertonik terhadap lingkungannya. Karena itu ikan air tawar sedikit minum air namun banyak mengeluarkan urine. Air yang masuk kedalam insang secara osmosis akan meninggalkan amonia dalam jumlah besar yang kemudian di ekskresi dalam benyuk urine hipotonik dalam jumlah besar. Ini di maksudkan untuk menjaga keseimbangan air di dalam tubuh dengan tekanan air dari lingkungannya.
Sedangkan ikan air laut banyak minum dengan sedikit mengeluarkan urine. Karena air laut dapat mengalami kehilangan air melalui insang. Hal ini terjadi karena kosentrasi garam di dalam tubuh ikan lebih rendah dari lingkungannya. Untuk menjaga keseimbangan kadar garam antara tubuh dan lingkungan, ikan air laut harus banyak minum. Garam yang di serap oleh usus di bawah darah ke insang untuk di ekskresikan oleh membran insang.
Mekanisme eksresi ikan air tawar berbeda dengan ikan air laut. Ikan air tawar mengeksreksi ammonia dan aktif menyerap ion anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine dalam jumlah besar. Sebalknya pada air laut mengeksresksikan sampah nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMO), mengekresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urine sedikit.




C.    SISTEM EKSKRESI PADA AMFIBI



Gambar : Sistem ekskresi pada amfibi
Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru, dan kulit. Saluran ekskresi pada katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka.
D.    SISTEM EKSKRESI PADA REPTIL


Gambar : Sistem ekskresi pada reptil
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru, kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
E.     SISTEM EKSKRESI PADA AVES ( BURUNG )



                             Gambar : Sistem ekskresi pada aves
Alat pengeluaran pada burung berupa paru-paru, hati, ginjal, dan kulit. Saluran ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada sebuah lubang yang disebut kloaka. Burung menghasilkan kelenjar minyak yang terdapat pada ujung ekornya. kelenjar ini menghasilkan minyak untuk membasahi bulu-bulunya
F.     SISTEM EKSKRESI PADA MAMALIA


Gambar : Sistem ekskresi pada mamalia
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber-spon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis ini.
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.
Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang mengucup menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh mengembang dan mengucup sedikit.
Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut melalui hemoglobin.
Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru melalui pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke jantung melalui salur pulmonari.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat, selain itu ekskresi juga dapat diartikan sebagai proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya. Ekskresi merupakan proses yang ada pada semua bentuk kehidupan.
Secara umum, sistem ekskresi menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu filtrasi cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu. Sistem ekskresi secara fungsional berfungsi mengeluarkan urin dari filtrat zat-zat terlarut didalam tubuh yang tidak terpakai lagi, melalui anus ataupun kloaka dan rectum.
.
B.     SARAN
Dengan mengetahui proses sistem ekskresi, semoga kita bisa lebih menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita bisa merawat sistem ekskresi kita dengan baik, karena tubuh kita rentan sekali terkena kelainan yang telah disebutkan di atas.


DAFTAR PUSTAKA



http://alhasyi.blogspot.com/2012/06/sistem-ekskresi-pada-manusia.html




0 komentar:

Posting Komentar